“KRUUSeumangat…!!! Selamat atas pembangunan Kantor Bupati Aceh Utara. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semuanya. Amin…! Pelaksana PT Lince Romauli Raya”.
Tulisan itu terpampang pada spanduk di muka kompleks lokasi proyek pembangunan gedung kantor Bupati Aceh Utara di Lhoksukon. Di sisi kanan spanduk itu ada gambar miniatur bangunan yang sangat megah. Seperti miniatur itulah akan dibangun kantor Bupati Aceh Utara di bekas Bachelor Camp ExxonMobil, Landeng, Lhoksokon, yang tengah dikerjakan.
Di belakang spanduk tampak papan informasi proyek yang kertasnya mulai sobek bertuliskan, “Pemerintah Kabupaten Aceh Utara – Dinas Cipta Karya. Lokasi: Kecamatan Lhoksukon, Aceh Utara. Pekerjaan: Pembangunan Gedung Kantor Bupati Aceh Utara (MYC). Biaya: Rp 76.688.357.000. Dimulai: 27 November 2013. Rencana selesai: 7 Februari 2016. Pelaksana: PT Lince Romauli Raya, Jl. T. Iskandar No. 04 Beurawe, Kec. Kuta Alam, Banda Aceh”.
Pada papan informasi, tidak ada data identitas konsultan pengawas dan sumber dana proyek bernilai sangat “wah” itu.
Ketika ATJEHPOST.co tiba di lokasi itu, Senin, 12 Januari 2015, sekitar pukul 12.20 WIB terlihat sejumlah pekerja sedang berjalan ke luar dari kompleks proyek. Saat ditanya, pekerja mengatakan, “Sedang jam istirahat, pekerjaan akan dilanjutkan jam 13.30. Sekarang kami mau makan siang di barak pekerja”. Barak itu berjarak sekitar 200 meter dari lokasi proyek.
Ditanya apakah ada rekanan dan konsultan pengawas proyek, pekerja itu menyebut, “Datang saja ke barak kami, bang. Di situ bisa abang tanya langsung sama humas atau teknis pekerjaan yang bersangkutan”.
Di barak pekerja, ATJEHPOST.co menjumpai Umariyanto, General Superintendent PT Lince Romauli Raya. Kata dia, bangunan barak yang disewa itu juga difungsikan sebagai kantor darurat (kantor sementara) mereka di lokasi proyek.
Proyek gedung kantor bupati itu, kata Umariyanto, dikerjakan sejak 28 November 2013. “(Sejauh ini) realisasi fisik baru selesai 33,76 persen, keuangan pun demikian, 33,76 persen,” ujarnya.
“Saat ini kita sudah mulai mengerjakan lantai atas (lantai dua) pembangunan kantor bupati. Walaupun anggaran tahap ini sudah habis, proses pengerjaan proyek tetap kita lakukan. Meski dana belum dikucurkan,” kata Umariyanto lagi.
Ia menjelaskan, proyek tersebut ditangani pekerja teknis dan buruh biasa berjumlah 80 orang. Konsultan proyek itu, kata Umariyanto, berasal dari PT Sangkuriang.
Jika menurut Umariyanto realisasi fisik dan keuangan proyek itu masing-masing 33,76 persen atau setara, sumber di lingkungan Pemerintah Aceh Utara menyebut realisasi keuangan proyek itu sejak 2013 hingga 2014 mencapai Rp32,4 miliar lebih.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus