LEMBAGA pecinta sejarah Aceh, Aceh Lamuri Foundation (ALIF) bersama Sejarah Indatu Lamuria Aceh (SILA) menggelar Haul Sultan Sayyidil Mukammil ke 423 tahun di Merduati, Banda Aceh, Minggu, 25 Januari 2015. Kegiatan yang didukung Duta Museum Aceh dan Pamong Budaya ini juga turut memperingati Haul Laksamana Malahayati ke 422 tahun di lokasi yang sama.
"Tujuan utama kegiatan ini untuk mengenalkan teladan Raja Aceh zaman dahulu kala dan penyadaran sejarah kepada masyarakat Aceh," ujar Ketua Panitia Muammar kepada ATJEHPOST.co.
Kegiatan ini turut dihadiri Wakil Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Abdurahman Kaoy, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banda Aceh Fadhil, S.Sos, MM, Presiden Aceh Net Mawardi Hasan, serta beberapa LSM Aceh lainnya.
Hadir pula beberapa pewaris raja-raja Aceh seperti Tuwanku Waroeul keturunan Sultan Muhammad Daud Syah (sultan Aceh terakhir), Tan Sri Ajrul Mukminin keturunan Sultan Iskandar Muda, dan Raja Saifullah keturunan Raja Daya.
Saat memberikan sambutan, Abdurrahman Kaoy mengatakan sejarah Aceh adalah sejarah bangsa besar yang bermartabat dan mempunyai harga diri tinggi. Ia juga menjelaskan arti dari nama Sayyidil Mukammil dalam kegiatan tersebut.
"Sayyidil artinya Tuan atau Pemimpin, Mukammil artinya menyempurnakan, karena pada masa beliau perkembangan ilmu di Aceh sangat pesat dan hubungan internasional dari berbagai mancanegara dimulai," ujarnya.
Ia berharap semua pihak mau menjaga dan melestarikan sejarah Aceh. "Aceh dikenal karena indatu kita, bukan kita. Jangan lupa mempelajari sejarah," katanya.
Tuwanku Waroeul mengapresiasi kegiatan tersebut. Dia berharap peringatan-peringatan seperti ini bisa terus berlanjut. Hal senada disampaikan Tan Sri Ajrul Mukminin. Dia mengharapkan semua pihak menjaga warisan indatu Aceh. "Hampir 70 persen masyarakat di Aceh keturunan sultan," katanya.
Hal ini dipertegas oleh Raja Saifullah Raja Daya mengatakan pentingnya kerjasama semua pihak mengembalikan kegemilangan sejarah Aceh. Di sisi lain, Raja Saifullah juga mengatakan hampir semua raja-raja yang pernah memerintah di Aceh, baik pesisir barat maupun timur adalah saudara.
"Sultan Inayat Syah mempunyai anak Sultan Muzafarsyah dan Meureuhom Daya. Sultan Muzafar Syah adalah kakek Sultan Sayyidil Mukammil. Jadi semua raja bersaudara dan kalau dikatakan hampir semua rakyat Aceh keturunan raja dan ulama," kata Raja Saifullah.
Sementara Kadisbudpar Banda Aceh, Fadhil, S.Sos, MM merasakan Haul Sultan Sayyidil Mukammil dan Haul Laksamana Malahayati seperti reuni baginya secara pribadi. Pasalnya, di masa kecil Fadhil sering mengunjungi makam sultan. Ia merasa senang dengan kepedulian para pecinta sejarah Aceh.
"Kita siap bekerjasama dengan semua pihak untuk memajukan sejarah Aceh Darussalam yang kita cintai ini di masa mendatang," ujar Fadhil.
Selain memperingati Haul kedua tokoh Aceh tersebut, peserta kegiatan juga mengadakan meuseuraya (gotong royong) untuk memperbaiki tata letak nisan di lokasi tersebut.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus