MANTAN Sekretaris Negara Aceh Merdeka, Dr. Husaini M Hasan, Sp.OG menuliskan catatan sejarah hidupnya dalam perjuangan pembebasan Aceh. Pelaku sejarah Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ini kemudian membungkus kisahnya tersebut dalam sebuah buku berjudul Dari Rimba Aceh ke Stockholm.
Buku ini diluncurkan di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, 29 Januari 2015 lalu. Dr Husaini Hasan ikut serta dalam peluncuran yang difasilitasi Batavia Publishing tersebut. Abu Husaini, sebutan akrab Husaini Hasan, dalam peluncuran buku ini turut mengajak seluruh elemen masyarakat Aceh di dalam dan luar Aceh agar bekerjasama mencurahkan tenaga dan pikiran untuk membangun dan mengembalikan marwah Aceh sebagai serambi mekkah.
"Mari menjadikan Aceh sebagai sebuah negeri yang aman sejahtera, hidup damai dan bahagia baldatun thayyibah wa rabbun ghaffur," katanya, seperti siaran pers yang dikirim Batavia Publishing kepada ATJEHPOST.co, Sabtu, 31 Januari 2015.
Ia juga berpesan kepada mantan kombatan GAM, baik angkatan '76 maupun generasi kedua dan simpatisan, agar bersatu padu sebagai sebuah kesatuan yaitu rakyat Aceh. "Perjuangan kita adalah untuk rakyat, untuk kita semua. Seperti dalam moto: hudep beusare mate beusadjan,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, mantan Sekretaris Negara Aceh Merdeka, Dr. Husaini M. Hasan, SP.OG meluncurkan buku Dari Rimba Aceh ke Stockholm. Peluncuran buku tersebut dilaksanakan di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis, 29 Januari 2015.
Buku ini menceritakan pengalaman penulis selama bergerilya bersama deklarator Aceh Merdeka Teungku Muhammad Hasan Tiro di rimba Aceh hingga akhirnya sampai ke Stockholm, Eropa. Hal-hal yang selama ini belum pernah diketahui publik diceritakan dalam buku setebal 536 halaman.
CEO Batavia Publishing, Buchari Yahya, mengatakan pihaknya sebagai penerbit mengaku mendapat kehormatan untuk menerbitkan buku tersebut. Buku yang telah lama ditulis oleh Husaini, yang juga mantan Menteri Pendidikan Aceh Merdeka ini, selama ini tersimpan rapi di ‘guci’ sejarah.
‘‘Abu (Husaini Hasan) masih menyimpan surat yang ditulis tangan oleh Teungku Hasan Tiro ketika di Gunung Halimon yang ditujukan kepada istrinya Dora di Amerika. Ini dokumen yang sangat berharga,” kata Buchari kepada ATJEHPOST.co, melalui surat elektronik.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus