EKSPLORASI batu giok Aceh yang dilakukan secara besar-besaran mengundang kekhawatiran dari istri Wakil Gubernur Aceh Marlina Usman, atau yang akrab disapa Kak Na.
Menurutnya, jika penggalian batu giok terus dilakukan tanpa teratur maka akan berdampak buruk terhadap lingkungan. Misalnya akan menyebabkan terjadinya banjir akibat kerusakan hutan yang terjadi di sekitar areal tambang.
"Kalau diambil untuk dipakai sendiri tidak bermasalah, tapi kalau digali besar-besaran apalagi dijual berupa bahan mentah ke luar, ini merugikan. Jangan sampai nanti batu giok Aceh dijual keluar, kemudian orang Aceh beli lagi giok yang sudah jadi itu dari luar," ujar Kak Na saat berkunjung ke redaksi ATJEHPOST.co, Jumat, 13 Februari 2015.
Meski demam giok sedang melanda Indonesia, khususnya Aceh, Kak Na sendiri mengaku hanya menyukai giok sebatas untuk dilihat-lihat saja. Ia mengaku tidak mengoleksi perhiasan yang berasal dari batu alam itu. Bahkan satu-satunya cincin yang ada di jarinya bukanlah perhiasan yang berasal dari batu giok atau batu akik lainnya.
"Saya nanti pakainya kalau orang lain sudah tidak pakai lagi," ujar Kak Na berseloroh. (Baca: Kunjungi ATJEHPOST, Kak Na Bicara soal Kerajinan Aceh dan Narkoba)
Keberadaan batu giok katanya merupakan salah satu unsur alam yang menjadi penyeimbang struktur lingkungan hidup. Karena itu ia berharap eksplorasi giok Aceh, dan juga batu-batuan lainnya bisa dilakukan secara wajar.[]
Editor: Ihan Nurdin