MUHAMMAD Kadafi, sudah menjabat Rektor Universitas Malahayati Bandar Lampung sejak berusia 30 tahun. Dua tahun menduduki jabatan rektor, putra Aceh ini terus berupaya meningkatkan mutu kampus yang telah berdiri sejak 1993 itu.
Khadafi saat ini mengurus kampus yang didirikan orang tuanya, Rusli Bintang, pengusaha dan tokoh pendidikan Aceh yang melebarkan sayap usahanya di bidang pendidikan hingga ke Lampung, Batam, dan Jakarta.
Apa saja yang membedakan kampus ini dengan kampus lain? Diantaranya, memberlakukan sistem asrama atau dormitory bagi mahasiswanya. Setiap mahasiwa yang tinggal di asrama diwajibkan menyantuni satu anak yatim. Hal lain: para mahasiswa juga ditekankan untuk menghargai jerih orang tuanya.
Bagaimana caranya? Berikut penuturan Muhammad Khadafi yang baru saja menyandang gelar Doktor bidang hukum dalam bincang-bincang santai dengan ATJEHPOST.CO dan sejumlah wartawan lain usai menerima kunjungan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Profesor Muhammad Nasir pada Sabtu, 28 Februari 2015.
Mengapa Universitas Malahayati begitu peduli anak yatim?
Ketua Yayasan kita Pak Rusli Bintang selalu berpesan dan mendorong kesadaran kita untuk peduli bahwa dalam setiap hak-hak kita itu ada hak-hak anak yatim dan fakir miskin. Anak yatim kita sampai ke Makassar juga ada, ada 250 anak yatim di Makasar.
Sistem anak yatim di kita, mereka tidak hanya mendapat dana. Tetapi ada perwakilan dari kita yang menjadi orang tua asuh. Kenapa? Karena mereka bukan hanya menginginkan bantuan dari segi materi tetapi juga kasih sayang, dan perhatian. Mereka kehilangan seorang ayah, jadi perhatian itu yang sangat dibutuhkan.
Makanya mengapa di Universitas Malahayati itu salah satu poin di Statuta-nya adalah setiap karyawan wajib memiliki minimal satu anak yatim. Nah, dari situlah nantinya yayasan sebagai donatur. Sedangkan karyawan menjadi orang tua asuh yang memantau perkembangannya. Kita beri motivasi mereka. Anak yatim terbaik itu kita berangkatkan umrah ibunya. Alhamdulillah harapan kita anak yatim kita semakin berprestasi di dunia pendidikan.
Kita tahu mereka kurang kasih sayang dari orang tua. Jadi dengan adanya motivasi seperti itu dan harapan masa depan mereka, mereka sudah mempersiapkan diri. Kan dulunya cita-cita untuk bisa kuliah itu kan mimpi bagi mereka. Mimpi yang sulit sekali digapai. Dengan adanya kita kan mereka jadi mudah.
(Menristek Dikti ketika berkunjung ke Universitas Malahayati mengapresiasi kepedulian kampus Malahayati terhadap anak yatim. "Pesan ke rektor untuk terus membina hubungan baik dengan anak-anak yang kurang beruntung yang menjadi aset ke depan bangsa kita," kata Nasir dalam pidatonya).
Mahasiswa yang belajar di sini dari mana saja yang terbanyak?
Untuk tahun ini mahasiswa terbanyak pertama dari Lampung, kedua Jawa Barat, ketiga Sumatera Selatan. Pernah juga Jawa Barat lebih banyak.
Bagaimana peningkatan mutu akademik di Universitas Malahayati?
Sekarang ini arahnya untuk pengembangan ke internasional. Dari Universitas Putra Malaysia (UPM) kita sudah diakui akreditasi kita. Jadi mahasiswa Malaysia sudah bisa masuk ke sini. Dan kita setiap tahun ada pertukaran pelajar untuk setiap Program Studi. Ada yang per dua minggu, per satu bulan, ada yang per dua bulan. Dan juga kita kerjasama di bidang riset bersama dengan UPM. Dan Lab sector yang ditunjuk oleh kementerian itu ada tiga, salah satunya Universitas Malahayati.
Perpustakaan Malahayati didesain dengan konsep yang unik, itu ide awalnya darimana?
Tadinya dilatarbelakangi oleh banyaknya mahasiswa kita dari beragam daerah, provinsi, makanya terbangun suatu ide kenapa tidak bangun perpusnya itu untuk lebih cinta rasa nasionalisme. Kita jadi bisa tahu bagaimana budaya Aceh, Lampung, Kalimantan dan lain-lain. Jadi di sini semua bisa berbaur untuk bagimana mengembangkan keilmuwan ke depan.
Mengapa Malahayati menerapkan sistem pendidikan asrama?
Jadi ini adalah kampus yang one stop service. Jadi iklim kampusnya kalau bisa jangan lepas. Makanya mereka itu lebih konsepnya dormitory semua kan. Jadi iklim akademiknya itu tidak hilang. Kan bergaul pun dengan teman-teman kuliah. Kalau kita di luar (kampus) kan kadang-kadang terlambat bangun tidur, kuliah pun jadi telat. Kalau begini kan mau gak mau temannya yang melihat ada rekannya belum ada di ruang kuliah akan bangunin. Bahkan perpustakaan pun kita bukanya sampai jam 10 malam.
Kalau malam, di sekeliling tempat kita duduk ini ini mahasiswa belajar semua. Kenapa konsepnya dormitory ini kita belajar dari UPM yang 80 persen mahasiswanya di dormitory dan tingkat kelulusannya lebih tinggi.
Saat wisuda, mahasiwa pakai peci dan toga. Itu idenya darimana?
Kita lihat di luar itu wisuda tidak semuanya pakai toga. Jadi kita sesuaikan dengan budaya kita. Di Malahayati saat wisuda itu ada budaya sungkeman. Setelah upacara wisuda, para orang tua naik ke panggung dan anak-anaknya sungkeman. Supaya apa? Biar mereka juga bisa menghargai perjuangan orang tuanya. Jangan sudah jadi wisudawan, sudah merasa hebat. Wah, saya sudah punya gelar sekarang, bapaknya dianggap remeh. Padahal semua itu berkat perjuangan orang tuanyalah dia bisa diwisuda. []
Baca juga:
Perkenalkan! Kadafi, Rektor Muda Mantan Pembalap yang Peduli Anak Yatim