Sebuah telur ayam berbentuk bulat "sempurna" telah terjual £480 atau sekitar Rp10 juta di situs lelang internet eBay.
Sang pemilik ayam berencana memasak telur itu, tetapi kemudian dia batalkan setelah mengetahui harga telur bulat itu dapat mencapai "satu juta poundsterling".
Pertengahan Januari lalu, Kim Broughton menemukan salah-satu ayam betinanya -yang namanya kini diganti "Ping Pong"- telah bertelur di kebun miliknya di Latchingdon, Essex, Inggris.
Dia akhirnya memutuskan melelang telur berbentuk bulat "sempurna" itu untuk disumbangkan ke sebuah yayasan amal Cystic Fibrosis setelah temannya meninggal akibat penyakit itu.
Broughton, yang berusia 44 tahun, mengatakan dia membayangkan pembelinya tertarik untuk melestarikan telur ayam itu ketimbang untuk dikonsumsi, seperti nasib telur-telur ayam lainnya.
Setelah dimuat di situs lelang eBay, penawaran terhadap telur berbentuk "unik" itu pun mengalir hingga mencapai 64 tawaran, sebelumnya terpilih salah-seorang sebagai pemenang.
Namun demikian, pemenang lelang itu tidak pernah diketahui.
Batal dimasak
Broughton mengatakan, awalnya dia tergoda untuk segera memasak telut itu sebelum seseorang mengatakan kepadanya bahwa harga telur "unik" itu mencapai "satu juta Poundsterling".
Dia berkata: "Saya benar-benar akan memecah telur itu untuk membuat pancake, namun saya batalkan setelah ada pasangan suami-istri melihat foto saya (bersama telur itu) di akun Facebook saya. Mereka berkata 'Jangan memasak telur itu!"
"Rupanya ada seseorang yang sebelumnya menjual telur dengan bentuk bulat sempurna lebih dari £90. Jadi saya lantas berpikir 'Wah, saya bisa beruntung jika dapat menjual harga sebesar itu".
Dia semula tidak yakin telur ayam itu akan terjual hingga £480 atau sekitar Rp10 juta di situs lelang internet eBay.
"Sulit dipercaya," tandas Broughton yang mengaku cemas saat mengirim telur itu melalui kantor pos terdekat.
Dia kemudian menyisihkan uang hasil lelang telur "ajaibnya" untuk Yayasan amal Cystic Fibrosis setelah temannya meninggal akibat penyakit itu. | sumber : bbc
Editor: Ihan Nurdin