Pemindahan ibukota kabupaten bukan satu-satunya terobosan yang dilakukan oleh Rocky—sapaan akrab Bupati Hasballah dan Linut—sapaan akrab Wakil Bupati Syahrul. Aceh Timur menjadi lumbung kedelai baru di Indonesia turut merehab tambak milik warga dan mengeruk Kuala Idi agar tidak dangkal lagi.
Sejumlah terobosan ini memicu The Atjeh Times untuk mengupas perubahan-perubahan yang dilakukan di Aceh Timur ini. Di sisi lainnya, redaksi juga menyajikan sepenggal sejarah Aceh Timur di masa kejayaan Kerajaan Peureulak. Wilayah yang dulunya dikenal dengan sebutan Bandar Khalifah ini menjadi pusat perdagangan internasional di Selat Malaka. Banyak pedagang asing yang singgah di Aceh Timur pada saat itu termasuk dari China, India dan Eropa.
Penjelajah asing seperti Marcopolo dari Venesia, Italia, Cheng Ho dari China dan Ibnu Batuta turut menuliskan Peureulak--salah satu daerah di Aceh Timur—dalam catatan perjalanannya. Maka semakin terkenal lah wilayah ini bagi orang-orang asing. Sejarah tersebut menjadi penyemangat bagi Hasballah M Thaib-Syahrul Syamaun memicu pembangunan di Aceh Timur di era perdamaian ini.
Tak lupa The Atjeh Times juga menyajikan sedikit jejak sejarah ie beuna di Banda Aceh seperti di Gampong Pande, Kapai Kleng Ulee Kareng dan Lamnga. Beberapa hal dilakukan pemangku kepentingan agar pendidikan sadar bencana terus tumbuh di memori otak generasi muda disamping menggenjot arus wisatawan ke negeri tercinta ini. []
Editor: