JURU Bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) Mukhlis Abee menyatakan organisasinya tak memberi perintah apapun terkait kedatangan Jusuf Kalla (JK) ke makam Wali Nanggroe Dr. Hasan Tiro di Meureu, Indrapuri, Aceh Besar, tadi pagi.
“Masyarakat di sana sangat dekat hubungannya dengan KPA, sehingga jika tidak ada permintaan dari KPA maka tak akan ada yang perduli. Masih bagus mereka tak melarang JK berkampanye di makam wali,” kata Mukhlis Abee yang diwawancarai wartawan ATJEHPOST di Banda Aceh.
Menurut Abee, kegiatan kampanye pilpres yang dilakukan di makam Wali Nanggroe Aceh Hasan Tiro itu sangat tidak beretika. “Wali Nanggroe Hasan Tiro adalah simbol Aceh. Jadi tak patut kiranya dimanfaatkan untuk kepentingan politik. Kami dari KPA jelas tak menginginkan kegiatan seperti itu," kata Abee.
Sebagaimana diberitakan serambinews.com, JK datang ke Aceh lantaran mendapat undangan khusus dari Gubernur Aceh Zaini Abdullah yang biasa disapa Doto Zaini. “Ini penghormatan pribadi kepada JK, setelah resmi menjadi calon wakil presiden RI yang berpasangan dengan Jokowi,” kata Doto.
Untuk memenuhi undangan Zaini tersebut, JK dari Semarang, Jawa Tengah, langsung terbang ke Banda Aceh naik jet pribadinya. Setibanya Rabu malam di Banda Aceh, JK disambut Doto Zaini di Bandara Sultan Iskandar Muda dan diantar menginap di Hotel Hermes Banda Aceh.
Kemudian, subuhnya JK bersama Doto Zaini shalat subuh di Masjid Raya. Dilanjutkan dengan ceramah subuh JK di masjid kebanggaan rakyat Aceh itu. Paginya, JK ziarah ke makam Dr Hasan Tiro. Diberitakan serambinews.com, Doto Zaini sudah mempersiapkan khanduri raya untuk menyambut JK di Makam Hasan Tiro di Meureu.
Kata Doto Zaini kepada serambinews.com, di sana sudah diserahkan lima ekor lembu. Menurut serambinews, Doto juga akan berkampanye di Meureu bersama JK.
Namun, masyarakat Meureu tak menyambut antusias kedatangan JK dan Doto Zaini. Warga kampung lebih memilih nongkrong di warung kopi dan turun ke sawah. "Penduduk kampung di sini baru mau membantu jika ada perintah KPA (Komite Peralihan Aceh) di Aceh Besar. Ini tidak ada perintah apapun," kata Bachtiar warga Meureu.
Sebagaimana diakui Abee, KPA memang pendukung Prabowo-Hatta sehingga tak campur tangan pada kegiatan yang dilakukan Doto Zaini yang adalah pendukung Jokowo-JK. “Yang kami sesalkan mengapa Doto Zaini memanfaatkan Makam Wali Nanggroe Aceh Hasan Tiro menjadi tempat kampanye Pilpres,” katanya.
Bahkan, kata Abee melanjutkan, Doto Zaini terkesan hanya memanfaatkan makam Wali Nanggroe Hasan Tiro untuk kegiatan politiknya saja. “Sedangkan untuk kegiatan yang sakral tak dihiraukannya. Misalnya, ketika peringatan empat tahun wafatnya wali, gubernur tak berada di sini. Dia lebih memilih jalan-jalan ke Eropa,” katanya.
Selain itu, kata Abee, Wali Nanggroe Hasan Tiro wafat pada 3 Juni 2010, "pertanyaannya, apakah JK pernah menziarahi makam wali, kecuali sekarang saat musim pemilihan presiden. Itu apa artinya?"[]
Editor: Nurlis E. Meuko