Direktur Utama PT Perta Arun Gas (PAG), Teuku Khaidir menolak jika PT Patra Badak Arun Solition mengambil alih pengelolaan PT Arun pascaberakhirnya kontrak pengapalan LNG pada Oktober 2014.
“Kalau semuanya diambil alih oleh perusahaan lain, bukan hanya Pemda (pemerintah daerah di Aceh) yang menolak, saya juga menolak,” kata Teuku Khaidir lewat telpon seluler, Selasa, 2 September 2014.
ATJEHPOST.co menghubungi Teuku Khaidir untuk mengonfirmasi terkait informasi disampaikan Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya bahwa PT Arun Bontang Solution (ABS) akan mengambil alih pengelolaan aset PT Arun. Pernyataan Suaidi itu wartakan jpnn.com dan sejumlah media lokal di Aceh.
PT ABS yang dimaksud oleh Wali Kota Suaidi sebenarnya adalah PT Patra Badak Arun Solition (PBAS).
Menurut Teuku Khaidir, PT PBAS dibentuk untuk menggantikan PT Badak NGL di Bontang. Sedangkan PT PAG akan menggantikan PT Arun untuk mengoperasikan regasifikasi yang tengah dibangun di kompleks Kilang LNG Arun di Lhokseumawe.
“PT PBAS untuk Bontang nantinya, tapi sudah bergerak untuk mengoperasikan hal-hal yang lain. SDM (sumber daya manusia) mantan PT Arun, mantan PT Badak (ditampung PT PBAS) untuk dimanfaatkan di PT Badak, di refinery (kilang minyak) termasuk di PT PAG,” ujar Teuku Khaidir.
Dalam pertemuan di Pertamina beberapa waktu lalu, Teuku Khaidir diberitahukan oleh pihak Pertamina bahwa PT PBAS ingin masuk ke PT Arun. “Saya tidak setuju, tapi Dirut Pertamina menyetujui. Kemudian dijelaskan bahwa PT PBAS hanya mengambil (pekerjaan) maintenance (pemeliharaan aset PT Arun), mana yang boleh dia lakukan akan dibahas lagi,” katanya.
“Kalau maintenance saja nggak masalah, karena selama ini (pekerjaan) pemeliharaan (aset kilang) ditangani orang lain, di mana-mana seperti itu. Tapi kalau diambil alih semuanya termasuk operation (operasional), saya tidak setuju. Untuk apa juga ada PT PAG,” ujar Teuku Khaidir lagi.
Disinggung terkait informasi bahwa PT PAG sudah teken MoU dengan PT PBAS, Khaidir menyebutkan, “Detilnya nanti di agreement-agreement (perjanjian-perjanjian) selanjutnya, bukan di MoU. Jadi sedang dibahas mana yang perlu ditangani PT PBAS, dan belum ada hasil final”.
Penjelasan Pertamina
Informasi dilansir situs resmi Pertamina pada 2 Juli 2014 menyebutkan, PT Perta Arun Gas (PAG) bersinergi dengan PT Patra Badak Arun Solition (PBAS) untuk mengembangkan dan mempertahankan kompetensi bisnis LNG di Indonesia. Kesepakatan kerjasama tersebut dituangkan melalui Memorandum of Understanding (Nota Kesepahaman) oleh kedua belah pihak.
Penandatanganan yang berlangsung di Ex Lounge Kantor Pusat Pertamina, Jumat 13 Juni tersebut dilakukan Direktur Utama PT PBAS, Nanang Untung dengan Direktur Utama PT PAG, Teuku Khaidir dan disaksikan Direktur Gas Pertamina, Hari Karyuliarto.
Kesepakatan tertuang pada MOU ini adalah menindaklanjuti apa yang sudah diinisiasikan Direktorat Gas untuk memaksimalkan peran dari PT PBAS yang akan melaksanakan maintenance, sedangkan PT PAG akan menangani operation. Pembagian tugas tersebut tertuang dalam nota kesepahaman.
“Ini adalah awal dari perkembangan bagi PT PBAS. Saya harapkan tim manajemen bisa bekerja sama membangun leverege yang maksimal dan tujuannya tentu untuk memaksimalkan return stakeholder dan untuk mempertahankan kompetensi di bidang LNG, karena seiring dengan penurunan produksi di Arun kita sangat khawatir kompetensi LNG hilang dan dipakai oleh orang lain,” kata Hari Karyuliarto dalam sambutannya.
Hari berharap dengan terbentuknya PT PBAS masalah tersebut bisa terselesaikan dan knowledge Pertamina di LNG tidak berkurang, namun akan semakin bertambah. Meskipun produksi LNG menurun, tetapi bisnis di LNG-nya bertambah.
“Ini pekerjaan yang cukup berat juga bagi PBAS untuk mengembangkan bisnis yang dulunya dijalankan oleh PT Badak NGL dan mudah-mudahan masalah pelik ini akan segera diatasi bersama,” ucap Hari.
PT PBAS adalah sebuah perusahaan baru yang resmi terbentuk pada 21 Mei 2014, hasil konversi dari perusahaan lama bernama PT Patra Teknik, sebelumnya merupakan anak perusahaan PT Patra Niaga dengan PT Arun NGL dan PT Badak NGL.
“Pembentukan PT PBAS bertujuan menampung expertise Pertamina dalam bidang LNG yang kita kenal dengan PT Badak NGL. Karena tidak lama lagi PT Arun NGL dan PT Badak NGL akan berakhir sesuai dengan kontrak LNG yang akan segera berakhir Oktober tahun 2014 ini,” demikian penjelasan dilansir pertamina.com dan bumn.go.id.
Disebutkan pula, sebagai anak perusahaan dari Direktorat Gas Pertamina, PT PBAS bergerak di bidang operation, maintenance, training, plant services & engineering procurement construction (EPC) di perusahaan oil & gas dan industri terkait. “Dan target marketnya adalah Pertamina Group dan perusahaan internasional di bidang oil dan gas”.[]
Berita terkait:
Editor: Boy Nashruddin Agus