05 January 2015

Snouck Hugronje
Snouck Hugronje
saleum
SURAT
Analisis Kritis Terhadap Tulisan Snouck Hurgronje tentang Habib Seunagan
atjehpost.com
20 October 2014 - 23:30 pm
Hurgronje merupakan seorang yang sengaja ditugaskan Jendral Van Houts (Perwira Militer Belanda) untuk memantau keadaan dan perkembangan Islam di Indonesia khususnya daerah jajahannya di Bumi Serambi Mekah.

SNOUCK Hurgronje pernah menyinggung tentang Habib Seunagan dalam bukunya yang berjudul “Aceh dimata Kolonialis” di terjemahkan oleh Ng. Singarimbun,1985 . Atau C. Snouck Hurgronje  “The Achehnese” Vol II diterjemahkan ke dalam bahasa inggris oleh AWS. Wilkinson. Leyden : Late E.J. Brill, 1906.

Dalam bukunya Snouck Hurgranje menulis bahwa Habib Seunagan lahir di Pidie yaitu daerah Peunadok Pidie sehingga Habib Seunagan mendapatkan nama Teungku Peunadok. Dalam catatan kaki atau footnote tulisannya Snouck Hurgronje juga menyebutkan bahwa Habib Seunagan bukan seorang sayyid. Yang lebih eskrim lagi Hurgronje juga menerangkan bahwa Habib Seunagan memperbolehkan memegang Al-Quran walaupun dalam keadaan tidak suci.

Lebih lanjut Hurgronje juga menjelaskan bahwasanya Habib Seunagan memperbolehkan seorang laki-laki bisa mempunyai istri sembilan orang sekaligus. Nauzubillah min zalik, Hurgronje sudah menuliskan sejarah yang menyesatkan para pembaca. Berikut akan penulis terangkan beberapa penjelasan agar pembaca tidak tersesat dalam sejarah.

Tulisan Snouck Hurgronje tidak bisa dijadikan referensi karena menyesatkan.

Snouck Hurgronje telah menulis sesuatu yang keliru, sehingga bisa melahirkan fitnah bagi kaum sayyid dan sangat merugikan keluarga besar sayyid di Seunagan Nagan Raya khususnya keturunan Habib Seunagan yang lebih dikenal “Keluarga Besar Habib Muda Seunagan” karena nama baiknya telah tercemar.

Tulisan Hurgronje yang menyatakan Habib Seunagan bukan sayyid tidak mendasar dan beralasan, karena Hurgronje menulis tulisan tersebut hanya berdasarkan pada informasi yang didapatkan dari mulut ke mulut  bukan atas dasar penelitian yang sistematis.

Hurgronje hanya menulis berdasarkan opininya saja, bukan atas dasar penelitian yang dilakukan langsung ke lapangan, sehingga apa yang ditulis Hurgronje tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

Lagi pula Hurgronje merupakan seorang yang sengaja ditugaskan Jendral Van Houts (Perwira Militer Belanda) untuk memantau keadaan dan perkembangan Islam di Indonesia khususnya daerah jajahannya di Bumi Serambi Mekah. Karena Hurgronje seorang mata-mata utusan Belanda sudah pasti bahwa ia pun memusuhi para tokoh umat islam, khususnya tokoh-tokoh sayyid di Aceh.

Belakangan juga diketahui bahwa Hurgronje merupakan seorang orientalis  yang sengaja mempelajari islam dengan maksud menyerang islam dari dalam dengan cara mencari-cari kelemahannya. Selain itu Hurgronje juga sengaja mendekatkan diri dengan ulama-ulama di Aceh untuk memasukkan pikirannya dengan tujuan/misi orientalis yang sengaja memprovokasi para umat islam (mengadu domba) agar islam hancur. Oleh sebab itu penulis berpendapat bahwa tulisan Hurgronje tersebut tidak bisa dijadikan referensi sejarah.

Benarkah Habib Seunagan dilahirkan di Pidie?

Habib Seunagan bukan dilahirkan di Pidie seperti yang diterangkan Snouck Hurgranje, yang benar adalah Habib Seunagan dilahirkan di Seunagan tepatnya di kediaman sang ayah yaitu di Rameuan.

Berikut keterangan dari pihak keluarga : “…. Lahe Habib Nanggroe Seunagan, di Rameuan Ibu Bapak ….” Artinya : “…. lahir Habib di Negeri Seunagan, di Rameuan tempat tinggal ibu dan bapak .…”.

Inilah merupakan keterangan faktual yang menjelaskan bahwa Habib Seunagan dilahirkan di Seunagan.

Lalu bagaimana dengan namanya yang dikenal dengan Teungku Peunadok, apakah benar Habib Seunagan memperoleh nama Peunadok dari Pidie? Jawabannya adalah tidak!

Nama Peunadok yang melekat pada Habib Seunagan disebabkan beliau sering menyembunyikan identitas diri sebagai seorang habib atau sayyid  yang bertarikat. Habib Seunagan pertama digelari Teungku Peunadok pada saat beliau merantau ke Pidie dalam hal menuntut ilmu pada Teungku Chik Teupin Raya.

Peunadok merupakan bahasa Aceh, berasal dari kata padok yang artinya menutup/menyembunyi. Menurut Imam Habib Abdullah al-Hadad , seorang ahli tarikat memang tidak ingin dimasyhurkan, mereka sangat hati-hati dalam menutup dirinya dan bersifat khumul (tidak mau dikenal orang) dan menjauhkan diri dari khalayak ramai.

Jadi atas dasar penjelasan di atas penulis ingin menegaskan bahwa nama Habib Seunagan sebagai Teungku Peunadok tidak ada kaitan dengan tempat tinggalnya seperti yang dituliskan Hurgronje.

Benarkah Habib Seunagan bukan sayyid?

Berikut akan penulis uraikan sedikit biografi Habib Seunagan untuk meluruskan tulisan Hurgronje. Habib Seunagan adalah seorang keturunan sayyid dengan nama lengkap Habib Abdur Rahim bin Habib Abdul Qadir Ramaa’n y bin Sayyid Atah al-Qadiri atau yang dikenal juga dengan nama Sayyid Athaf (nasabnya terus bersambung kepada Rasulullah SAW) .

Lebih lanjut bersadarkan hasil penelitian disertasi Daniel Andrew Birchok , dapat diketahui bahwa Habib Abdur Rahim merupakan keturunan dari Sayyidi Syaikh Abdul Qadir Jailani. Walaupun keluarga dan keturunannya tidak begitu paham dengan ilmu nasab dan nama-nama keluarga/klan/marga/fam, namun dapat diketahui bahwa pada dasarnya Habib Seunagan berasal dari Sa’adah al-Qadiri al-Jailani karena garis keturunannya bersambung kepada Syaikh Abdul Qadir Jailani.

Gelar al-Qadiri atau al-Jailani  merupakan gelar yang dinisbatkan kepada nama leluhurnya yaitu Syaikh Abdul Qadir Jailani . Lagi pula, jika benar Habib Seunagan bukan sayyid seperti yang diterangkan Hurgronje maka tidak mungkin ayahnya memakai gelar habib dan kakeknya memakai gelar sayyid diawal namanya.

Menurut Ketua Rabithah Alawiyyah Sayyid Zen al-Smith, gelar habib tidak bisa disematkan kepada setiap sayyid, karena gelar habib dikhususkan bagi seorang sayyid yang memiliki karakter ketokohan, tinggi ilmunya, dan baik akhlahnya. Setiap habib harus sayyid, tetapi sayyid belum tentu habib. Lagi pula, masyarakat di Seunagan juga mengetahui keabsahan Habib Seunagan sebagai keturunan sayyid, sehingga sampai saat ini masyarakat Nagan Raya khusunya Jamaah Tarikat Syattariyah masih menaruh rasa hormat terhadap keturunan Habib Seunagan.

Terhadap keturunannya masyarakat menyapa atau memanggil dengan panggilan habib, tengku habib, tengku yed . Sampai saat ini keturunan Habib Abdur Rahim atau Habib Seunagan sudah mencapai generasi ke 7. Misalnya Sayyid Ahmad bin Umar bin Abdur Rahman bin Abdur Rani bin Abdullah bin Usman bin Abdur Rasyid bin Habib Abdur Rahim al-Qadiri.

Lebih lanjut, masyarakat Aceh juga tahu bahwa panggilan habib merupakan panggilan khusus kepada keturunan sayyid atau syarif. Pada tahun 1990 Budiman Sulaiman dkk telah melakukan penelitian yang berjudul “Sistem Sapaan dalam Bahasa Aceh”.

Dari hasil penelitian tersebut dapat dijelaskan bahwa panggilan atau sapaan habib atau sayyid dikhususkan kepada keturunan Arab  karena masyarakat Aceh menaruhi rasa hormat terhadap mereka.

Dalam hal ini penulis mengutip tulisan Prof. H.S. Tharick Shihab, dalam bukunya dijelaskan bahwa keturunan Hadrat Sayyidina Hasan dan Hadrat Sayyidia Husain di panggil dengan panggilan sayyid, kalau untuk banyak di sebut Sadat. Sebab Rasulullah SAW mengatakan bahwa “kedua anakku ini menjadi sayyid (yang berarti: Tuan) dari pemuda-pemuda di syurga”. Selain dipanggil sayyid, keturunan Imam Hassan dan Imam Hussen juga dipanggil syarif (yang berarti orang mulia atau orang berbangsa) kalau banyak disebut Asyraf .

Demikianlah penjelasan tentang kekeliruan tulisan Snouck Hurgranje tentang sosok ulama mistik yaitu Habib Abdur Rahim al-Qadiri yang dikenal dengan Habib Seunagan. Semoga dengan penjelasan ini bisa memberi informasi yang benar (tidak menyesatkan) kepada pembaca khususnya keluarga sayyid yang ada di nusantara, sehingga terhindar dari kesalahpahaman maupun fitnah.

Benarkah Habib Seunagan memperbolehkan pegang Al-Quran dalam keadaan tidak suci & memperbolehkan laki-laki menikah dengan tujuh orang perempuan sekaligus?

Seperti yang telah penulis uraikan di atas bahwa Habib Seunagan merupakan seorang sayyid yang sudah jelas keturunannya, baik akidahnya, dan jelas keilmuan islamnya seperti para leluhurnya yang suci. Habib Seunagan merupakan seorang ulama kharismatik yang melakukan islamisasi di Negeri Seunagan, beliau berakidah suci seperti leluhurnya, dengan mazhab Syafi’i, Ahlulsunnah Waljamaah dan bertarikat Syattariyah.

Meskipun Habib Seunagan bertarikat Syattariyah, namun dalam praktek ibadah beliau juga mempraktekkan ajaran Tarikat Qadiriyyah dan Nagsabandiyyah. Secara sanat Tarikat Syattariyah bersabung kepada Sayyidina Jakfar Shadiq, Sayyidina Muhammad al-Baqir, Sayyidina Ali Zainal Abidin, Sayyidina Ali hingga kepada Baginda Muhammad Rasulullah SAW.

Dalam mengamalkan dan mengajarkan ilmu islam kepada murid atau pengikutnya Habib Seunagan tetap berpegang teguh kepada Al-Quran dan Al-Hadis serta berunjuk pada pendapat-pendapat para salaf.

Habib Seunagan mempunyai ilmu fiqh dan ilmu rahasia sehingga beliau mampu melaksanakan ibadah dan mengajarkan ilmu pada muridnya dalam empat hal yaitu Syariat, Tarikat, Hakikat dan Maa’rifat. Karena Habib Seunagan merupakan ulama yang taat beribadah kepada Allah semata, seluruh hidupnya dipersembahkan untuk Allah SWT sehingga beliau mencapai maqam kewalian yaitu wali qutb dengan gelar quthbul wujud (gelar quthbul wujud juga disandang oleh Habib Musyayyikh Ba’bud di Hadramaut .

Jadi tidak masuk akal jika Habib Seunagan memperbolehkan memegang Al-Quran dalam keadaan tidak suci dan memperbolehkan seorang laki-laki bisa mempunyai istri sembilan orang sekaligus seperti yang dituduhkan Snouck Hugronje. Buktinya sampai hari ini tidak ada satupun pengikut maupun keturunannya yang mempraktekkan seperti yang disudutkan Snouck Hurgronje. Demikianlah penjelasan singkat terhadap tuduhan Snouck Hurgronje semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin Yaa Rabbal A’lamin.[]

* Penulis adalah Said Syahrul Rahmad, SH.,MH. Dia pernah bergabung dengan Himpunan Alawiyin Muda-Mudi Remaja Aceh & tercatat sebagai Pengurus Asyraf Aceh 2011-2013.

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Analisis Kritis Terhadap Tulisan Snouck Hurgronje…

HEADLINE

Merajut Masa Depan Putra-Putri Aceh

AUTHOR

Jenderal, Anda Terkepung
Risman A Rachman