05 January 2015

Cut Tya ketika melaporkan kasusnya ke Polres Sabang | Foto: Acehvideo
Cut Tya ketika melaporkan kasusnya ke Polres Sabang | Foto: Acehvideo
news
Begini Kondisi Terkini Korban Penyerangan di Casanemo Sabang
Yuswardi A. Suud
04 January 2015 - 21:32 pm
Sebelum penyerangan terjadi, Tya sempat memotret suasana menggunakan kamera telepon genggam.

CUT Tya Syahara, korban penyerangan saat malam tahun baru di Casanemo, Sabang, Pulau Weh, hingga hari keempat usai kejadian itu masih mengalami trauma.

Ditemui ATJEHPOST.CO di sebuah kafe di Banda Aceh, Minggu, 4 Januari 2015, Cut Tya beberapa kali menyeka air mata. Ia terlihat tertekan lantaran usai mengalami kekerasan fisik, juga disudutkan di jejaring sosial.

"Orang-orang mengaitkan isu ini dengan persoalan agama. Padahal intinya adalah mengapa ada tindak kekerasan," kata Cut Tya yang didampingi Aan, rekan yang membantu menyelamatkannya saat penyerangan terjadi.

Jika persoalannya adalah tentang perayaan tahun baru, kata Tya, mengapa perayaan di tempat lain seperti di Sabang Fair yang malah diiringi letusan kembang api malah tidak dilarang. Polisi bahkan ikut berjaga-jaga di sana mengamankan arus lalu lintas, bukan melarang perayaan tahun baru.

Di penginapan yang tak jauh dari Casanemo, kata Tya, juga berlangsung pertunjukan musik.

Tya juga menyesali pernyataan Kapolres Sabang  AKBP Nurmeiningsih yang langsung menyebutkan tidak ada kontak fisik ada pelaku penyerangan dan wisatawan (Baca: Kapolres Sabang Bantah Ada Kontak Fisik Antara Warga dengan Turis Casanemo)

Padahal, menurut Tya, malam itu sedikitnya 6 orang terluka sewaktu berusaha menyelamatkan diri.

Ia lantas menunjukkan sejumlah foto yang memperlihatkan para turis yang terluka. Diantaranya ada seorang perempuan terluka yang sedang menangis sambil mendekap anggota keluarga. Ada juga turis asing yang mengalami luka gores di tangan. Juga ada wisatawan yang terluka di betis.

"Saat itu suasana sangat kacau. Orang-orang berlarian menyelamatkan diri karena panik, apalagi ada yang membawa alat setrum taser gun," kata Tya.

Ihwal ada pelaku penyerangan yang membawa taser gun ini sebelumnya telah diperkuat oleh kesaksian dua turis asal Malaysia dan Belanda. Keduanya mengaku menyaksikan ada yang membawa alat setrum itu. (Baca: Ketika Korban Kekerasan Justru Disudutkan Ramai-ramai).

Alat setrum itulah yang kemudian entah disengaja atau tidak, terkena bagian belakang tubuh Tia. Ia pun kemudian terjatuh dan sempat terinjak oleh pelaku penyerangan.

"Lutut langsung terasa lemas setelah terkena alat setrum itu," tambah Tya sambil memperlihatkan foto ketika dirinya dikerumuni sejumlah wisawatan usai penyerangan itu.

Aan yang mendampingi Tya menambahkan,"jadi sama sekali tidak benar kalau Ibu Kapolres mengatakan kesetrum kabel soundsystem. Saat itu di pinggir pantai tidak ada kabel. Soundsystem diletakkan di bagian atas. Kalau pun seandainya ada kabel, menurut keterangan orang event organizer, kapasitas listrik yang mereka pakai 13 ribu watt. Bisa hangus terbakar orang kalau kena setrum sebesar itu."

Cut Tya yang berperawakan kecil itu --tidak besar seperti disebutkan oleh salah satu warga Sabang yang menelepon redaksi ATJEHPOST.CO-- mengatakan, sebelum insiden itu terjadi, sekitar pukul 22.00 WIB, ada yang datang meminta agar pertunjukan musik Seuramoe Reggae dihentikan. Pihak manajemen hotel, kata Tya, menurutinya.

Lantaran tidak banyak yang bisa dikerjakan, para wisatawan memilih tetap di pinggir pantai sebab Casanemo resort langsung berhadapan dengan pantai.

"Nah, ketika detik-detik pergantian tahun, ada warga Tionghoa yang berlibur ke Sabang melepas lampion ke atas. Mungkin itu yang diduga mengapa masih ada perayaan," kata Tya sembari memperlihatkan video lampion sedang melayang ke udara.  

Sebelum penyerangan terjadi, Tya sempat memotret suasana menggunakan kamera telepon genggam. Dalam foto yang diperlihatkan kepada ATJEHPOST.CO  itu ada anak-anak di sana. Itu lantaran sebagian tamu berlibur bersama keluarganya.

"Jadi tidak ada itu yang namanya mesum atau tarian telanjang seperti yang diisukan," tambah Tia.

Soal tarian telanjangnya, Kapolres Sabang sebelumnya juga membenarkan bahwa itu hanya fitnah belaka.

Melihat cara Tya berbicara, jelas sekali ia masih trauma dengan kejadian itu. Ia mengaku sering terkejut dan berteriak saat tidur.

Tya merasa dirinya menjadi korban dalam kasus yang ia sendiri tidak memahaminya. Sebab, ada informasi, seperti disebutkan Kapolres Sabang, kasus itu dipicu perkara pengelolaan parkir.

Informasi lain yang diperoleh ATJEHPOST.CO dari seorang wisatawan yang di sana, malam itu pemilik Casanemo diminta menyetorkan uang Rp1,3 juta untuk pemuda kampung dengan dalih untuk biaya bakar-bakar ikan pemuda setempat. Hal itu diungkapkan pemilik Casanemo yang dilaporkan sempat meneriakkan perkara uang setoran itu kepada para penyerang penginapan miliknya.

"Tya tidak tahu asal usul perkaranya, kenapa Tya yang jadi korban. Jika karena memperjuangkan kasus ini Tya mengalami hal yang tidak mengenakkan, Tya sudah siap," ujarnya.

Sebelumnya, seorang warga Sabang bernama Fahrizam menelepon redaksi ATJEHPOST.CO dan memberikan kesaksian versinya. Katanya, tidak ada kekerasan terhadap pengunjung malam itu. Fahrizam juga mengatakan, tidak benar Tya pingsan.

"Lagipula kalaupun dia pingsan mana mungkin sanggup diangkat sama cowok itu sedangkan badan gadis itu besar sekali," kata Fahrizam. (Baca: Insiden Casanemo; Ini Kesaksian Warga Sabang).

Sementara menurut amatan langsung ATJEHPOST.CO, Tya berpostur mungil.[]

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Begini Kondisi Terkini Korban Penyerangan di…

Surat Keberatan Ismi Laila Soal Kutipan…

Jahiliyah

Wali Kota Akui Sabang Belum Miliki…

Ketika Korban Kekerasan Justru Disudutkan Ramai-ramai

HEADLINE

Realisasi Anggaran Dinas Pendidikan Aceh Masih 6,2 Persen

AUTHOR