21 March 2015

Simulasi tsunami @ATJEHPOST.co/dok
Simulasi tsunami @ATJEHPOST.co/dok
saleum
Leubeh Siaga, Leubeh Get!
atjehpost.co
04 January 2015 - 10:45 am
Keluarga siap siaga bencana diharapkan menjadi tonggak masyarakat yang siap menghadapi bencana

Oleh: Bella Anugrah Fitri

26 Desember 2004 – 26 Desember 2014. Sepuluh tahun sudah berlalu. Bencana alam maha dahsyat yang terjadi di Aceh memorak-morandakan bumi Serambi Mekkah dan membuat masyarakat Aceh kehilangan keluarga dan harta benda yang mereka miliki. Hal tersebut menjadi catatan sejarah yang akan selalu dikenang oleh masyarkat Aceh.

Kepahitan yang dialami sepuluh tahun lalu akibat bencana gempa dan tsunami pasti tidak ingin terulang lagi oleh msyarakat Aceh. Untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana, masyarakat Aceh harus siap siaga menghadapi bencana gempa dan tsunami yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir pantai Aceh.

Berbicara tentang masyarakat yang siap siaga bencana, dapat dimulai dari mencetak keluarga siaga bencana sebagai unsur terkecil dalam cakupan luas lingkungan sosial masyarakat. Ketika semua keluarga dapat menjadi keluarga yang siap siaga bencana, maka akan memungkinkan terbentuk suatu sistem masyarakat yang juga siap siaga terhadap bencana. Adapun langkah-langkah untuk mencetak keluarga siap siaga bencana adalah sebagai berikut :

Menyiapkan Tas Siaga Bencana

Untuk memudahkan proses penyelamatan diri ketika bencana datang, maka perlu dipersiapkan sebuah tas yang mudah dijangkau berisi perlengkapan penting. Perlengkapan penting tersebut berupa makanan, minuman, perlengkapan pertolongan pertama, obat-obatan, senter, radio, selimut, perlengkapan bayi, surat-surat penting (ijazah, sertifikat tanah, dll) dan benda berharga (uang dan perhiasan secukupnya). Semua perlengkapan diisi dalam sebuah tas, ketika bencana datang maka tas tersebut turut dibawa serta ketika proses penyelamatan diri.

Mendiskusikan dan Menyepakati Lokasi Bertemu/Berkumpul

Bencana dapat terjadi kapan saja dan mungkin saat bencana terjadi kita tidak sedang bersama anggota keluarga. Untuk itu, penting untuk mendiskusikan dan menyepakati tempat untuk bertemu saat keadaan darurat. Setiap anggota keluarga harus tahu di mana lokasi tempat yang ditentukan tersebut. Hal ini bertujuan agar setiap anggota keluarga tidak perlu panik ketika bencana datang dan dapat segera menuju lokasi bertemu/berkumpul anggota keluarga yang telah disepakati sebelumnya.

Menyimpan Nomor Telepon Penting

Setiap anggota keluarga diimbau untuk menyimpan nomor telepon penting seperti kepala desa, BPBD, PMI, polisi, pemadam kebakaran, dan lembaga lain yang dirasa penting untuk dihubungi ketika bencana terjadi. Hal ini bertujuan agar komunikasi tetap terjalin ketika situasi darurat berlangsung.

Tiga langkah di atas dapat diterapkan dalam keluarga, guna mencetak keluarga yang siap siaga bencana. Keluarga siap siaga bencana diharapkan menjadi tonggak masyarakat yang siap menghadapi bencana untuk mengurangi akibat dan dampak buruk dari bencana yang terjadi, khususnya bencana gempa dan tsunami yang rawan terjadi di bumi Serambi Mekkah ini.[]

Penulis adalah mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, angkatan 2011

Editor: Ihan Nurdin

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Darwati Jemput Korban Tsunami Aceh di…

Sekolah Yusuf Islam Galang Dana Korban…

Leubeh Siaga, Leubeh Get!

Dua Akademisi Unsyiah Jadi Dosen Tamu…

Keluarga Tanah Rencong Peringati 10 Tahun…

HEADLINE

Merawat Damai di Jantung Konflik

AUTHOR

Perancis dan Perang Cumbok
Yuswardi A. Suud