WAKIL Ketua Majelis Adat Aceh (MAA), Abdurrahman Kaoy, mengajak generasi muda Aceh belajar. Salah satunya, menggali dan meneliti beberapa tulisan sejarah Aceh yang ditulis oleh beberapa penulis asing yang sangat kontroversial.
"Saya berharap kepada generasi muda Aceh untuk terus meneliti beberapa tulisan Denys Lombard atau penulis asing lainnya yang menulis tentang sejarah kerajaan Aceh,” ujar Abdurrahman Kaoy selaku Wakil Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) ketika menjadi narasumber pada acara Haul Sultan Iskandar Tsani ke-385 Hijriah di kompleks Gunongan, Banda Aceh, Minggu, 31 Agustus 2014.
Menurutnya, banyak sekali isi tulisan para orientalis yang menuai fitnah belaka. Tujuan untuk mengubur sejarah lama dengan tulisan-tulisan bohong mereka.
Kata dia, sejak dahulu kala banyak sekali para orientalis Eropa yang berusaha memerangi Aceh dengan cara menebar berita-berita bohong.
Tujuannya agar generasi-generasi Aceh berikutnya, nanti lamban laun akan melupakan sejarah dan jati diri kerajaan Aceh sebenarnya. Pasalnya, tambah Abdurrahman, ratusan pakar orientalis Eropa tiba di Aceh untuk menyebar misinya untuk menghancurkan kerajaan Aceh yang menjunjung nilai-nilai Islam.
“Salah satu contohnya saja, Sultan Iskandar dituduh memerangi Malaka, padahal beliau mengerahkan tentaranya ke Malaka untuk memerangi Portugis yang menjajah rakyat Malaka. Sebagai gantinya, kesultanan Perak mengirimkan utusannya untuk meminang Putroe Kamalia atau dikenal Putroe Phang. Bukan seperti cerita sehabis menaklukkan Malaka lalu menculik Putroe Phang dan membawa ke Aceh,” ujarnya lagi.[]
Editor: Murdani Abdullah