Ketua Komite Peralihan Aceh Sagoe Babah Krueng (membawahi Kecamatan Nisam, Nisam Antara, dan Banda Baro) Wilayah Pase, Alfian menyebut tiga kecamatan bekas basis konflik di Aceh Utara ini masih jauh tertinggal.
Nisam Antara dan Banda Baro merupakan kecamatan hasil pemekaran Kecamatan Nisam pada 2007. Kecamatan Nisam Antara memiliki enam gampong, Kecamatan Banda Baro sembilan gampong, dan Kecamatan Nisam 29 gampong.
“Nisam hari ini masih jauh tertinggal dari segi pembangunan maupun pemberdayaan ekonomi, sehingga banyak masyarakat, korban konflik dan mantan kombatan hidup susah,” kata Alfian yang akrab disapa Mukim Yan kepada ATJEHPOST.co lewat seluler, Kamis, 23 Okober 2014, sore.
Ia menyebut salah satu persoalan besar dihadapi petani sawah di Nisam selama ini tidak adanya irigasi. Dampaknya tanaman padi masyarakat gagal panen hampir saban tahun. Solusi mengatasi hal itu, pemerintah diminta segera membangun Waduk Paya Peunjot di Bate Pila, Nisam Antara.
“Lahan untuk Waduk Paya Peunjot sudah lama dibebaskan, tapi waduknya belum dibangun. Ini butuh perhatian Pemerintah Aceh agar cepat tuntas karena butuh biaya puluhan miliar. Waduk itu diharapkan nantinya mampu menyuplai air ke ribuan hektar sawah masyarakat di Nisam,” ujar Mukim Yan.
Menurut dia, petani sawah di Banda Baro mengalami nasib sama lantaran belum ada irigasi. Solusinya, kata Mukim Yan, pemerintah perlu membangun waduk di Kecamatan Sawang untuk mengairi air ke Banda Baro.
Mukim Yan menambahkan, pihaknya berharap Pemerintah Aceh mulai tahun 2015 memberi perhatian kepada masyarakat miskin, korban konflik, dan mantan kombatan di Nisam dengan membuka lahan perkebunan karet.
“Untuk pemberdayaan ekonomi mantan kombatan dan masyarakat, kita ingin buka lahan karet sekitar 800 hektar secara bertahap. Nantinya lahan itu dibagikan masing-masing dua hektar untuk digarap mantan kombatan dan masyarakat. Kita harapkan pemerintah membantu program ini,” ujar Mukim Yan.[]
Berita terkait:
Editor: Boy Nashruddin Agus