Melihat kemegahan masjid tersebut, sebagian kita mungkin berpikir itu merupakan salah satu bangunan peninggalan Kerajaan Mughal di India yang termasyur. Nyatanya, masjid 'nyentrik' yang berpadu antara gaya Mughal dan Timur Tengah itu ada di Indonesia. Tepatnya di Desa Sanarejo, Turen, Malang, Jawa Timur. Cantik dan eksotis bukan?
Masyarakat sering menyebutnya Masjid Turen, ini sebenarnya adalah pondok pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadhlaailir Rahmah. Bermakna Laut Madu. Bentuknya yang unik dan kekayaan detil arsitekturnya menjadikan masjid ini salah satu primadona traveler yang datang ke kota itu.
Mengutip lansiran wikipedia, Masjid Turen yang juga kerap disebut Masjid Tiban (karena dianggap sebagai masjid yang dibuat oleh jin) dibangun pada 1978 oleh Romo Kiai Ahmad. Tidak ada arsitek khusus yang merancang pola-pola dasar masjid. Semuanya dikerjakan oleh para santri di bawah pengawasan sang kiai.
Bangunan utama pondok terdiri dari 10 lantai. Mungkin inilah pesantren paling 'nyentrik' di indonesia karena konsepnya berbeda dengan pesantren pada umumnya di tanah air. Di tingkat satu sampai empat, digunakan untuk tempat beraktivitas para santri. Di lantai enam dimanfaatkan layaknya seperti ruang keluarga. Sementara di lantai 5, 7 dan 8 terdapat gerai-gerai yang dikelola para santri perempuan. Gerai-gerai tersebut menjual berbagai produk mulai dari sarung, jilab, sajadah dan pernak-pernik lainnya. Untuk naik ke setiap tingkat tersedia tangga atau lift untuk memudahkan pengunjung.
Di dalam pondok juga ada kolam renang, lengkap dengan perahunya. Perahu ini hanya bisa dinaiki oleh pengunjung anak-anak. Tak hanya itu, terdapat juga kebun binatang mini yang memelihara kijang, kelinci, aneka jenis ayam dan burung serta monyet.
Keunikan arsitekturnya merupakan ciri khas paling menonjol pada masjid Laut Madu ini. Mulai dari pos depan masjid bangunannya terlihat bagai susunan candi yang menawan. Kubah-kubahnya bergaya India berukir kaligrafi Arab yang konon dikerjakan oleh para santri. Seluruh ornamen bangunan bergaya etnik dengan sentuhan nuansa Arabic berlapis emas menghiasi dinding berbagai ruangan dan koridor.[]
Editor: Ihan Nurdin