KETUA Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Aceh, Teungku Faisal Ali, mengatakan kristenisasi sedang berlangsung secara terang-terangan di Aceh. Jika dulu hanya terjadi di perbatasan Aceh, kini mulai merabah ke kota dan ibukota Aceh.
“Di Meulaboh ada. Aceh Jaya juga ditemukan buku-buku pendangkalan aqidah. Kini ada menyebar di Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar,” kata Teungku Faisal Ali yang juga Wakil Ketua MPU Aceh, kepada Atjehpost.Co, Rabu 3 Desember 2014.
Menurutnya, kritenisasi sebenarnya bukan hal baru terjadi di Aceh. Sebelumnya kasus seperti ini ditemukan di perbatasan Aceh.
“Namun kini ditemukan di kota-kota. Kritenisasi kepung Aceh,” ujar pria yang akrab disapa Lem Faisal ini lagi.
“Kita minta pemerintah dan kepolisian untuk bertindak. Mengusut kasus ini karena meresahkan,” katanya lagi.
Sebelumnya dikutip dari merdeka.com, sepekan terakhir warga Aceh dihebohkan penemuan buku pendangkalan aqidah. Buku-buku yang beredar secara diam-diam ini berisi menyudutkan ajaran Agama Islam. Sehingga membuat warga resah dan telah melaporkan peredaran buku itu pada ulama.
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk H Faisal Ali membenarkan adanya peredaran buku tersebut. Peredaran buku ini terjadi di beberapa kabupaten yaitu Pidie Jaya, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Besar dan Bireuen.
"Buku yang beredar pada masyarakat itu beragam, ada 4 jenis. Intinya dalam buku itu mengajak kristenisasi dan upaya pemurtadan siapa yang membacanya," kata Wakil Ketua MPU Aceh, Faisal Ali, Rabu (3/12) di kantor MPU Aceh.
Menurutnya, buku-buku yang beredar perlu di-black list, karena bila ini dibaca oleh masyarakat awam sulit membedakan mana yang benar dan salah. Sehingga rawan terhadap terjadi pemurtadan dan penangkalan aqidah umat muslim di Aceh.
Faisal Ali juga mencontohkan isi buku yang mengarah pendangkalan aqidah seperti disebutkan bahwa bahwa Alquran itu telah memutarbalikkan kitab. Kemudian disebutkan juga bahwa Nabi Muhammad menikah sebanyak 20 kali.[]
Editor: Murdani Abdullah