DEWAN Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh akan segera memanggil eksekutif dan lembaga terkait soal PT. Lafarge Cement Indonesia. Perusahaan ini hanya berpabrik di Aceh. Sedangkan kantor di Jakarta dan perwakilan di Sumatera Utara.
“Kita juga croscek soal pajak dan lain dengan memanggil pihak terkait,” ujar Iskandar Usman, Jumat siang, 21 November 2014.
“Kita minta juga perusahaan untuk membuka kantornya di Aceh. Masak eksploitasi di Aceh, kantornya di daerah lain," kata Iskandar Usman.
Ke depan, kata Iskandar, semua potensi alam Aceh yang dikeruk harus mendatangkan manfaat untuk Aceh termasuk masyarakat sekitar lokasi, baik itu dana CSR maupun PAD untuk pemerintah daerah.
“Itu sangat tidak etis. Istilahnya, berak di Aceh tapi rumah di Sumatera Utara,” ujar Iskandar.
Seharusnya, kata Iskandar, Aceh mendapat nilai tawar yang lebih tinggi. Pasalnya, lokasi ekploitasi bahan baku semen Andalas selama ini berada di Lhoknga.
“Masak kekayaan alam Aceh diambil, tetapi Aceh tidak mendapat berkah apapun. Seharusnya pajak tetap mengalir untuk Aceh,” katanya.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus