NAMA Maghfirah Hussein tiba-tiba menjadi buah bibir setelah video mengajinya yang menggugah hati beredar di jejaring sosial. Dalam video tersebut Maghfirah melantunkan Alquran surat Al Anfal ayat 1-6 dengan tartil (irama murattal).
Meski durasinya tak terlalu panjang, namun lantunan ayat tersebut mampu menyejukkan hati pendengarnya. Berbagai komentar positif pun ditujukan untuk gadis asal Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen tersebut. Seperti apa perjalanannya gadis berusia 19 tahun itu menjadi seorang qariah? Berikut petikan wawancara lengkapnya:
Bagaimana perasaannya saat tahu video mengajinya jadi perbincangan di sosial media?
Sebenarnya tidak terlalu terkejut karena sejak pertama diunggah ke sosial media abang (Yacob Samalanga, abang kandung Maghfirah) sudah memberi tahu Maghfirah. Cuma nggak menyangkan akan seramai ini. Kalau perasaan pasti bahagia, senang, semoga ada manfaatnya.
Bisa ceritakan proses awalnya hingga menjadi qariah seperti sekarang?
Kalau membaca Alquran berirama mulai dipelajari sejak masuk MIN. Sejak kecil sebelum sekolah abi dan umi selalu membawa kami ke balee beut, karena mereka guru ngaji. Abi juga seorang Dewan Hakim untuk kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) di Kabupaten Bireuen. Setiap ada musabaqah di sana abi pasti selalu jadi Dewan Hakim untuk bidang irama. Kalau ikut musabaqah pertama kali waktu masih duduk di MIN dan terus berlanjut sampai sekarang.
Siapa guru mengaji Maghfirah?
Abi. Maghfirah tidak punya guru lain. Selain itu Maghfirah juga rutin mendengarkan kaset-kaset mengaji yang dibelikan Abi. Abi mengoleksi banyak kaset mengaji di rumah. Karena kami tidak punya televisi jadi itu yang selalu kami dengar. Abi memang sengaja tidak mau membelikan kami televisi. Kami baru punya televisi di rumah tahun 2009 lalu, itu pun hadiah dari lomba MTQ yang Maghfirah dapat.
Bagaimana perasaannya kalau ikut MTQ?
Awalnya sangat deg-degan, cemas, kepikiran bisa nggak nanti mengajinya sesuai harapan. Tapi setelah mengaji semua perasaan itu lupa dengan sendirinya. Setelah selesai mengaji leganya luar biasa, apalagi kalau teman-teman ada yang bilang kalau cara kita mengaji bagus. Bikin senang.
Kapan jadwal rutin latihan mengajinya?
Kalau dulu waktu ada abi selalu latihan setiap setelah salat subuh. Itu dilakukan setiap hari. Kalau mau ada kegiatan musabaqah biasanya semakin intens dan jam latihan ditambah pada malam hari. Di handphone, Maghfirah juga simpan surat-surat Alquran dan selalu didengarkan setiap ada kesempatan.
Kalau ikut MTQ biasanya Maghfirah ikut cabang apa?
Dari dulu memang fokus ke bidang tilawah. Tilawah itu membaca Alquran dengan lagu atau irama. Untuk irama dasarnya ada delapan di antaranya Bayyati, Nahawand dan Rasta alan nawa. Beda dengan bacaan tartil (ngaji cepat) yang berirama murattal. Tapi mesti cepat makhrajul huruf dan tajwidnya juga harus pas.
Apa manfaat dari mengaji yang Maghfirah rasakan?
Selain kita memahami iramanya, kita juga jadi mengetahui artinya. Dengan mengetahui artinya itulah kita bisa menghayati maknanya dan jadi bahan renungan bagi kita. Kita juga harus menguasai makharijul huruf atau tempat-tempat keluarnya bunyi huruf ketika dibaca. Kalau menjadi qari atau qariah semua itu harus dikuasai.
Apa ada surat-surat khusus yang jadi favorit?
Ada. Surat Yasin, Al Waqiah, Al Mulk dan surat Ar Rahman.
Kalau qari atau qariah favorit?
Kalau qariah tidak ada. Tapi kalau qari ada yaitu Muammar ZA, pelantun Alquran Indonesia asal Jakarta yang menikah dengan orang Aceh. Beliau juga favoritnya abi, usianya juga seumuran abi. Almarhum abi selalu memutar kaset mengajinya Muammar ZA di rumah sebelum tidur. Kalau abi tahu ada Muammar ZA di Aceh ke mana pun pasti ia datangi. Namun yang menyedihkan saat beberapa waktu lalu Muammar ZA diundang ke Bireuen, abi sudah tidak ada lagi.
Apa rencananya ke depan?
Target ke depan bisa mengembangkan lagi cara mengajinya. Masih banyak yang perlu dipelajari, kalau dulu-dulu kan Maghfirah ikut musabaqah masih kategori remaja. Untuk ke depan mungkin sudah kategori dewasa. Jadi teknik-tekniknya lebih kompleks lagi. Ada juga keinginan untuk merekam surat-surat Alquran yang lain. Rencananya surat Lukman yang menceritakan tentang nilai-nilai berbakti pada orang tua. Rencananya mau diselipkan juga doa untuk abi dalam rekaman tersebut. Maghfirah juga mulai belajar untuk hafal-hafal Alquran sekarang.
Apa yang Maghfirah lakukan untuk menjaga kualitas suara?
Tidak ada yang khusus. Maghfirah juga tidak pernah pantang ini itu kecuali kalau mau ikut lomba saja. Misalnya dua minggu sebelum tampil menghindari makan seperti telur atau kerupuk. Biasanya kalau sedang TC (testing center) yang agak ketat, ikan pun tidak boleh makan. Kalau sayur juga paling bisa makan sayur rebus.
Bagaimana dukungan keluarga?
Keluarga sangat mendukung, terutama almarhum abi. Abi yang selalu mengajarkan Maghfirah mengaji dan selalu antar jemput kalau ada kegiatan.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus