HIMPUNAN Mahasiswa Islam (HMI) Aceh menyayangkan sikap pejabat Dinas Pendidikan Aceh yang melakukan plesiran ke luar negeri tahun ini. Ketua Badko HMI Aceh, Hidayat Al-Mardy, mengatakan program pelesiran ke luar negeri tersebut benar-benar mengkhianati hati masyarakat.
“Kami sangat kecewa dengan sikap tersebut karena ujung-ujungnya hanya program jalan-jalan ke luar negeri dengan menghambur-hamburkan uang rakyat. Padahal mutu pendidikan di Aceh sangatlah menurun drastis,” ujarnya kepada ATJEHPOST.co via telepon seluler di Banda Aceh, Senin, 15 Desember 2014.
Hidayat mengatakan banyak sekali permasalahan yang terjadi di Dinas Pendidikan Aceh yang belum diselesaikan dengan optimal, sehingga mencoreng nama baik dan mutu pendidikan di Aceh.
Salah satu permasalahan yang melilit di Dinas Pendidikan Aceh tersebut diantaranya penyaluran dan sistem transparansi beasiswa yang diperuntukkan bagi ratusan anak yatim di Aceh. Padahal pemerintahan ZIKIR telah memprioritaskan dana APBA dalam skala besar yang diperuntukkan bagi anak yatim Aceh di Dinas Pendidikan.
“Jadi kami sempat mempertanyakan kepada pak Anas M. Adam kemana uang tersebut? Apalagi selama dijabat oleh beliau belum mampu menunjukkan mutu dan kualitas pendidikan yang begitu optimal meski dana anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah tidak sedikit,” ujarnya.
Hidayat berharap Gubernur Zaini Abdullah benar-benar bertindak tegas terhadap kinerja dan mutu pendidikan di Aceh. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan Dinas Pendidikan Aceh termasuk salah satu dari 14 SKPA yang berapor merah.
“Maka dalam hal ini kami mendesak kepada Gubernur Aceh untuk bertindak tegas dalam hal peningkatan kembali mutu dan kualitas pendidikan di Aceh. Jika mutu dan kualitas pendidikan Aceh masih dibiarkan begini, bagaimana nasib mereka sebagai generasi masa depan Aceh nantinya,” ujarnya.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus