Muzakir Manaf kemarin siang memasuki ruang kuliah di Fakultas Sospol, Unida (Universitas Iskandar Muda), Banda Aceh. "Saya ke sini sebagai mahasiswa, dan belajar seperti rakan-rakan lainnya," kata Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem kepada ATJEHPOSTco.
Ya, dia adalah Mualem yang Wakil Gubernur Aceh. Dia juga adalah Ketua Umum Partai Aceh yang juga Ketua Komite Peralihan Aceh. Mualem sudah empat semester menjalani kuliah. Mualem kuliah sejak 2013. Selama ini ia belajar di ruang kerja, atau di rumah.
Nah, pada Selasa 16 Desember 2014 kemarin, ia datang. "Saya ingin belajar bersama-sama," kata Mualem yang saat juga adalah Ketua KONI Aceh itu. Jadi ia mencari kesempatan mengunjungi kampusnya belajar.
Hanya saja, begitu masuk ke ruang kuliah, para mahasiswa dan dosen di sana justru banyak mengajukan pertanyaan padanya, bahkan termasuk menanyakan pengalamannya belajar sedari kecil hingga ia dewasa.
Mualem bercerita, ia sedari kecil sekolah di Idi hingga menamatkan SMP. Kemudian melanjutkan SMA di Banda Aceh. "DI Banda Aceh, saya sekolah sambil bekerja menjadi buruh pabrik batu-bata," katanya. Setamat SMA ia mengatakan sempat mengenyam kuliah di fakultas hukum di salah satu universitas. "Tetapi tidak selesai, sebab kesulitan ekonomi," katanya.
Kemudian ia mencari peruntungan ke Malaysia. Di sanalah ia belajar. "Tetapi akhirnya saya belajar militer, ideologi, dan bagaimana belajar secara cepat," katanya.
Wali Nanggroe Hasan Tiro mengajarkannya bagaimana cara menyelesaikan pendidikan yang mestinya dicapai 100 hari tetapi bisa diselesaikan selama sebulan. "Belajar cepat," katanya. "Tetapi belajar yang saya jalani tak ada ijazahnya, mungkin nanti dapat ijazah di Unida di sini," kata Mualem disambut gelak tawa mahasiswa di ruang kuliahnya.
Berkaca dari pengalamannya, Mualem mengatakan menuntut ilmu itu sebetulnya bukan semata-mata persoalan eknomi saja. "Namun juga keinginan dari diri sendiri juga," katanya. "Pada hakekatnya berada pada keyakinan masing-masing."
Mualem mengakui bahwa ada kemerosotan pendidikan di Aceh di banding masa lalu. "Misalnya pada pertukaran pelajar. Dulu orang luar yang datang belajar ke sini. Sekarang berbalik kita yang belajar ke negara lain," katanya.
"Mungkin kita juga ada beberapa kendala, misalnya ada peristiwa tsunami dan juga kurang perhatiannya pada dunia pendidikan. Ke depannya, kita sama-sama mempelajari titik masalahnya dan mencari solusinya. Secara pemerintahan, tentulah kita mendukung kemajuan pendidikan di Aceh."
Menjelang sore Mualem keluar dari ruang kuliah. Di pintu keluar, banyak mahasiswa dan dosen menunggunya. Mereka bersalaman dan ada juga yang minta foto selfie. Mualem melayaninya. Dan juga setiap mahasiswa mengajak bicara ia langsung menyambutnya. []
Editor: Murdani Abdullah