TIM penyidik Polresta Banda Aceh masih terus memanggil sejumlah saksi terkait tewasnya alumni mahasiswi Akbid Depkes Aceh, Ulfa Amelia di rumahnya, Desa Ceurieh, Ulee Kareng, Banda Aceh pada Kamis, 27 November 2014 lalu.
"Hingga saat ini tim penyidik masih terus mencoba mengusut kasus ini secara lebih mendetil dengan memanggil sejumlah saksi untuk kita mintai keterangan," ujar Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Zulkifli kepada ATJEHPOST.co, Rabu, 14 Januari 2015.
Ia mengatakan hingga kini polisi masih terus berusaha memintai keterangan dari sejumlah pihak, di antaranya orangtua Ulfa, teman, kerabat, hingga tetangga korban.
"Kondisi mental dan psikis orangtuanya masih trauma dan kita meski memintai keterangan secara perlahan-lahan. Apalagi kondisi kedua orangtuanya masih tertekan," ujarnya.
Sebelumnya, Kasatreskrim Polresta Banda Aceh, Kompol Supriadi,SH,MH, mengatakan pihaknya masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab mahasiswi Akbid ini tewas.
"Dari sejumlah saksi yang kita periksa, belum ada satupun yang mengetahui proses dan kronologis tewasnya Ulfa Amelia," ujar Kompol Supriadi, SH,. MH kepada ATJEHPOSTco via telepon seluler, Banda Aceh, Senin, 29 Desember 2014 lalu.
Ia menjelaskan, pihaknya akan terus melakukan penyelidikan dengan cara mencari keterangan saksi dari sejumlah rekan, kerabat, tetangga dan mantan pacarnya almarhumah Ulfa Amelia.
Pasalnya, polisi masih belum menemukan titik temu untuk dapat mengungkapkan tewasnya alumni Akbid Depkes Banda Aceh.
"Dari hasil keterangan kita sudah memanggil sejumlah saksi, khususnya kedua orang tuanya. Namun kita tidak dapat memaksa terus dengan minta keterangan dari kedua orang tuanya sebab kondisi mereka kan masih berduka. Namun kita berjanji akan terus mengusut kasus kematian Ulfa yang tidak wajar ini hingga tuntas," ujarnya lagi.
Setelah sekian lama penyelidikan terhadap kematian Ulfa Amelia, polisi juga belum bisa meminta keterangan dari orangtua korban terutama ayahnya.
"Saat kita mintai keterangan dari ayahnya masih berbelit-belit. Padahal kita perlu keterangan dari orangtuanya untuk kita mintai keterangan lebih lanjut," ujar Kasatreskrim Polresta Banda Aceh, Kompol Supriadi, SH, MH saat ditemui ATJEHPOST.co, Rabu, 17 Desember 2014.
Supriadi mengatakan Irwan Ahmad selalu mengatakan lupa saat dimintai keterangan oleh penyidik. "Saat kita tanya pada hari kejadian, ayahnya sering bilang lupa dan tidak ingat kemana saja ia pergi. Selain itu, saat kita cek di CCTV ayahnya juga masuk kantor, tapi ketika diminta keterangan apakah beliau pernah singgah kemana, tapi ia menjawab tidak ingat lagi," ujarnya.
Kasatreskrim berharap kedua orangtua Ulfa Amelia bisa kooperatif membantu penyelidikan dugaan pembunuhan tersebut. Pasalnya, katanya lagi, polisi akan kesulitan mengungkap kasus ini jika Irwan Ahmad dan Aguslina bungkam.
"Kami minta kepada orangtuanya agar mau membantu proses penyelidikan ini sebab ini demi kemaslahatan kita bersama juga," ujarnya.
Seperti diketahui, Ulfa Amelia, alumni Akbid Poltekes Banda Aceh ditemukan tewas di rumahnya, Kamis, 27 November 2014. Gadis berusia 22 tahun ini ditemukan tewas mengenaskan di kamar mandi rumahnya dengan leher terlilit selang dan terdapat sekop pasir di sisi tubuhnya.
Seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya menuturkan, mayat Ulfa pertama kali ditemukan ibunya, Aguslina, sekitar pukul 14.15 WIB.
"Na informasi loen deungoe, na sekrop lam bak manoe nyoe," ujarnya.
Salah satu tetangga korban mengaku sempat melihat seorang pria keluar dari pintu belakang rumah korban, sebelum keluarga menemukan Ulfa dalam kondisi tak bernyawa di kamar mandi. Menurutnya, pria tersebut keluar dengan mengenakan baju you can see dan memakai celana pendek.
"Saat itu sekitar jam 10 pagi. Ketika itu saya sedang bermain dengan anak-anak saya, tiba-tiba ada seorang pria keluar dari pintu belakang rumah korban sambil mengenakan tas samping," ujar tetangga korban yang tidak mau disebutkan namanya.
Ia mengatakan pria misterius tersebut mengendarai sepeda motor jenis Vario berwarna hitam yang sudah beberapa hari bertandang ke rumah korban.
"Ciri-ciri cowok itu hitam, kurus dan jangkung. Saat itu, saya tidak mengenali wajahnya dengan jelas sebab ia pakai helm yang kacanya transparan. Lagipula, ia kelihatan terburu-buru saat keluar dari rumah dan langsung meluncur dari lorong belakang," ujarnya.[]
Baca juga:
Editor: Boy Nashruddin Agus