Garut adalah satu dari sekian banyak kota di Indonesia yang mendadak tersohor karena kecantikan batu akik dari alamnya.
Seluruh mata pecinta batu akik kini tertuju pada kota penghasil dodol itu. Tak jarang banyak pecinta batu yang sengaja datang dari luar kota hanya untuk dapat memiliki satu dari jutaan batu akik khas Garut.
Salah satu batu akik Garut yang paling diburu adalah batu akik jenis akik hijau atau akrab dinamakan dengan batu garut hijau botol bir.
Harga batu garut hijau botol pun meroket, satu batu akik berukuran 5 sentimeter saja bisa dibanderol dengan harga puluhan juta rupiah.
Batu Garut hijau botol bir hanyalah dapat ditemukan di galian tambang batu rakyat di Desa Gaod, Kecamatan Bungbulang.
Sayangnya kini galian tambang itu sudah ditutup karena bongkahan batu sudah dinyatakan habis dan punah.
Kriteria akik hijau botol asal Garut memang dipercaya oleh para penambang akan bisa ditemukan secara periodik atau berjangka. Belum tentu setiap penambang atau penggali akik bisa menemukan bongkahan hijau botol dalam kurun waktu 1 tahun sekali. Akan tetapi bongkahan hijau botol bisa ditemukan dengan periode yang tak tentu.
Jajang (40), salah seorang penambang batu warga asal Kampung Hanjuang, Desa Hanjuang, Kecamatan bungbulang ini misalnya.
Selama berburu batu Garut hijau botol bir, ia mengaku, amat sulit menemukan batu jenis ini.
Jika ingin menamukan batu ini, Jajang harus melalui perjuangan panjang nan berat hingga harus bertaruh nyawa untuk dapat menemukan batu akik jenis ini.
"Wajar harga bongkahan hijau botol bisa mencapai harga ratusan juta. Karena akik jenis itu langka dan sulit ditemukan. Selain sulit ditemukan, menuju lokasi galiannya pun berisiko dan penambang harus mempertaruhkan nyawanya," kata Jajang.
Jajang dan teman sesama penambang pernah menemukan lokasi bongkahan batu akik itu. Tapi untuk sampai ke lokasi, Jajang harus berjalan kaki belasan kilometer dengan jarak tempuh sekitar dua jam .
"Selain masuk hutan, penambang pun harus merangkak di atas tebing setinggi 300 meter dengan panjang 28 meter," jelasnya.
Taruhan penambang akik itu nyawa, jika terpeleset di tebing maka akan langsung terjun ke sungai deras dan belum tentu selamat.
Menurut Jajang ada 13 jenis batu Garut hijau. Bongkahan batu itu ditemukan di 13 lokasi berbeda di Garut.
"Jenis pertama hijau Garut adalah ohen, jenis ohen ini sudah tak ada lagi bongkahannya karena ditemukan oleh penambang pada tahun 1982. Sementara untuk jenis hijau terbaru yang saat ini masih ada stok bongkahannya yaitu hijau botol asal galian Gadog," papar Jajang.
Jajang menuturkan, bagi siapa saja yang sangat ingin berburu batu Garut, tak perlu harus terlibat dalam perjuangan berat seperti yang ia alami.
Karena, pecinta batu hanya cukup membekali diri dengan uang yang diberikan kepada para penambang untuk modal menambang batu akik itu.
"Sistemnya jika beruntung nanti si pemberi modal akan dapat batu yang ia inginkan, tapi jika kurang beruntung ya harus rela uangnya tak kembali lagi," ujar Jajang.[]
Baca berita menarik lainnya di viva.co.id
Editor: Boy Nashruddin Agus