KEPALA Dinas Syariat Islam Prof Syahrizal Abbas mengatakan kehadiran puluhan polisi dari Satuan Sabhara Polresta Banda Aceh ke Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, pada Jumat, 25 Desember 2014 lalu, dalam rangka pengamanan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Aceh. “Jadi polisi bukan ingin membubarkan pengajian, tapi memang mereka stanby di Masjid Raya Baiturrahman jelang kedatang RI II,” ujar Syahrizal Abbas kepada ATJEHPOST.co, Rabu malam, 24 Desember 2014. (Baca: Ini Jawaban Kadis Syariat Islam Soal Pelarangan Pengajian di Masjid Baiturrahman).
Namun pernyataan Syahrizal Abbas tersebut dibantah panitia pengajian pengajian Tasawuf, Tauhid, dan Fiqih (Tastafi), Tengku Marwan saat dihubungi ATJEHPOST.co, Kamis, 25 Desember 2014. "Ada upaya pembelaan diri dari Kadis Syariat Islam jika dia mengatakan demikian," ujarnya.
Ia lantas menceritakan kronologi kejadian pelarangan pengajian Tastafi di Masjid Raya Baiturrahman pada pagi Jumat tersebut. Mengenai hal ini, Tengku Marwan mengatakan sudah menyampaikan secara lisan kepada Gubernur Aceh Zaini Abdullah.
"Watee nyan, Gubernur Zaini sangat mendukung, bahkan geupeugah, Nyan keuh peurlee ta dukong. Hal nyoe geupeugah langsung dikeu Ketua Pengurus Masjid Raya Baiturrahman, Tengku Azman dan padum-padum droe Imam Masjid Raya laen," ujarnya.
Menurut Teungku Marwan, saat itu Ketua Pengurus Masjid Raya Baiturrahman mengiyakan hal tersebut. Tengku Azman, kata dia, juga meminta agar panitia meminta agar mengirim surat izin pelaksanaan kegiatan.
"Surat sudah kita masukkan, tapi tidak ada balasan. Kita cek beberapa kali ke pengurus masjid, juga tidak ada. Ternyata disimpan di ruang Azman dan dibilang tidak ada pemberitahuan," katanya.
Tengku Marwan kemudian mengatakan menerima panggilan dari Sofyan, salah satu pengurus Masjid Raya Baiturrahman untuk bertemu pada pagi Jumat, 19 Desember 2014 tersebut. Setiba di ruang pengurus Masjid Raya Baiturrahman, Tengku Marwan terkejut lantaran di tempat itu dirinya sudah ditunggu oleh delapan orang.
"Di situ ada beberapa orang yang saya kenal seperti Syahrizal Abbas (Kadis Syariat Islam), Azhari Hasan (Asisten II Pemerintah Aceh), Kepala Satpol PP saya lupa namanya, kemudian ada Kasat Sabhara Polres pak Agung, ada ajudan Kasat Sabhara, beberapa orang dari SKPA saya nggak tahu namanya tapi kenal wajahnya dan ada pengurus masjid," ujarnya.
Ia kemudian menceritakan bahwa undangan tersebut ternyata membahas tentang tidak adanya izin pengajian pada pagi Jumat. Para pengurus masjid beralasan pengajian akan mengganggu i'tikaf jamaah yang akan melaksanakan Jumat.
"Mengetahui hal ini, Kasat Sabhara mengatakan pihaknya tidak ikut campur. Pak Agung mengatakan, kalau memang rusuh baru kami tangani. Dia kemudian minta izin dari peserta rapat dan menarik pasukannya kembali ke Polresta," ujar Tengku Marwan. Artinya, polisi datang ke situ bukanlah disebabkan kebetulan dan dalam rangka pengamanan kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla seperti yang dijadikan alasan Kadis Syariat Islam.
Dari hasil rapat tersebut, kata Tengku Anwar, pengurus menawarkan pengajian Tastafi dilaksanakan setelah shalat Jumat. "Saya tetap ngotot karena berhubung jamaah sudah hadir dan teungku juga hadir. Memang pada hari itu pengajian berhasil kita laksanakan sampai selesai," katanya.
"Namun kami tetap berharap, pengajian rutin pagi Jumat tetap harus terlaksana di Masjid Raya Baiturrahman. Kami meminta jadwal pengajian tetap dilangsungkan setiap pagi Jumat dari pukul 10 sampai pukul 12 atau menjelang Jumat. Pahala bagi orang i'tikaf yang mendengar pengajian lebih besar," ujarnya lagi.
Ia mengatakan mereka akan maklum jika saat berlangsung pengajian ada hilir mudik atau aktivitas pembersihan masjid oleh khadam Masjid Raya. "Apalagi pengajian kan tidak mengganggu pembersihan masjid. Kamoe berharap beut tetap beujadeh beungoh jumat, ureung menikah bek mengganggu, peugleh masjid pih bek sampe mengganggu. Padahal kan bisa, membersihkan masjid di sela-sela selesai agenda peu nikah ureung ngon pengajian," katanya.
"Kami tetap berkomitmen pengajian harus dilakukan pagi Jumat. Hal ini juga sudah didukung oleh semua elemen masyarakat Banda Aceh, FPI, OKP dan ulama-ulama. Apalagi pengajian sebelum jumat adalah waktu mustajabah. Tujuan kami menggelar pengajian ini, semata-mata hanya untuk mendapatkan ilmu dari ulama-ulama. Camkan itu!" katanya.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus