WAKIL Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara, Muzakir yang diopname usai ditangkap polisi kini telah membaik. Namun di bagian leher, lengan dan perut akibat memar masih terasa sakit, Rabu, 25 Juni 2014.
"Sejauh ini belum ada keputusan dari perawat kapan bisa pulang, pagi tadi pihak medis sudah di cek darah apa gejalanya yang mengakibatkan sakit di bagian leher, apakah perlu diperiksa saraf atau tidak,” ujar Muzakir.
Dia mengatakan hingga saat ini, pihak kampus Unimal belum ada yang menjenguknya. Menurut Muzakir hanya rekan-rekan mahasiswa yang membesuknya selama dirawat.
"Satu atau dua dosen yang ada menjenguk itu pun secara pribadi, belum ada yang datang secara lembaga,” katanya.
Dia juga merasa kecewa dengan kejadian penangkapan mahasiswa Selasa, 24 Juni 2014 kemarin. Pasalnya, kata dia, demonstrasi mahasiswa digelar usai pemilihan Rektor Unimal.
"Jadi kami tidak menerima jika ada yang bilang bahwa tujuan kami itu untuk mengganggu suasana pemilihan Rektor itu,” ujar Muzakir.
Hal senada disampaikan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unimal, Firdaus Nouzula. Dia mengaku kecewa atas tindakan yang dilakukan polisi.
"Namun ini tidak semata-mata karena kepolisian tapi karena ada instruksi dan permintaan dari pihak kampus," kata Firdaus Nouzula.
Dia menyebutkan ada dua lembaga yang paling bertanggung jawab atas persoalan tersebut. Pertama rektor dan kedua Polres Lhokseumawe. Dia juga menyebutkan adanya upaya-upaya militerisasi oleh pihak kampus untuk membungkam mahasiswa.
"Kita hanya ingin menyampaikan dan tidak bermaksud untuk melakukan anarkis dan untuk mengancam. Sama sekali tidak,” katanya. "Yang kita inginkan untuk ketemu dengan pihak kementerian, untuk mempertanyakan beberapa hal terkait kampus kita. Artinya kita kecewa dan mengecam tindakan Rektor dan juga tindakan dari Polres Lhokseumawe,” ujarnya.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus