Pemain sepakbola asal Rusia, Sergey Litvinov dideportasi kembali ke negaranya oleh Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta. Sergey adalah pesepakbola yang hidupnya terlunta-lunta di Solo karena gaji selama enam bulan tidak dibayar oleh eks klubnya, PSLS Lhokseumawe Aceh.
Litvinov tercatat sebagai pemain belakang PSLS musim 2013/2014. Sebelum membela PSLS, ia bermain di Solo FC. Lantaran gaji selama enam bulan di PSLS tidak dibayar, ia kembali ke Solo. Nilai gaji yang tidak dibayar adalah Rp123 juta. Di Kota Solo, hidup Sergey merana. Lantaran krisis finansial yang melanda klub, Sergey menyambung hidupnya dengan berjualan jus.
Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi I Surakarta, Darori mengatakan pemain sepakbola asal Rusia itu dideportasi karena melakukan sejumlah pelanggaran keimigrasian di Indonesia seperti halnya menyalahgunakan visa kunjungan yang dimilikinya.
“Sergey itu menyalahgunakan visa kunjungannya untuk bekerja sebagai pemain bola di Indonesia. Dia menggunakan visa kunjungan itu saat masuk ke Indonesia pada Desember 2012. Saat itu Sergey dikontrak menjadi pemain PSLS Lhoksemuawe,” kata Darori ketika ditemui di kantornya, Rabu, 2 Juli 2014.
Penyalahgunaan visa kunjungan itu juga berlanjut ketika diketahui yang bersangkutan berjualan es jus di Solo. Menurut Darori, setelah nasib gajinya di Lhokseumawe tidak jelas kemudian Sergio balik ke Solo karena di kota itu ia memiliki banyak teman.
“Kita tahu orang asing ikut berjualan jus dari salah satu berita televisi. Setelah kita telusuri maka kegiatan itu termasuk pelanggaran karena dia bekerja dengan berjualan es jus padahal visanya untuk kunjungan. Setelah bertemu, hari Jumat lalu langsung BAP," ujarnya.
Selain melanggar visa kunjungan yang dimilikinya untuk kegiatan bekerja, lanjut dia, Sergey juga diketahui overstay selama satu tahun di Indonesia.
"Penyebab Sergey overstay karena menunggu gaji dibayar oleh pihak klub, tapi hingga saat ini belum dilunasi. Sergio sendiri sudah overstay selama setahun," katanya.[] sumber: Liputan6.com
Editor: Boy Nashruddin Agus