KOMITE Peralihan Aceh mengimbau masyarakat untuk bertindak sebagai garda terdepan dalam menjaga lingkungan. Pernyataan ini disampaikan Wakil Ketua KPA, Kamaruddin Abubakar, menanggapi soal maraknya penambangan emas liar di sejumlah daerah dengan menggunakan bahan kimia merkuri.
Dalam liputan khususnya, Harian Serambi Indonesia, Senin lalu, menurunkan laporan khusus tentang penambangan emas di sejumlah daerah. Disebutkan, penambangan itu sudah dimulai sejak 2008. Salah satu bahan kimia yang digunakan adalah merkuri. “Tetesan merkuri memisahkan pasir dan batu, menyisakan bijih emas,” tulis koran harian terbitan Banda Aceh itu.
Penggunaan merkuri ini sangat berbahaya. “Pemakaian merkuri di sejumlah tambang emas di Aceh sudah sangat meresahkan. Boleh dibilang, bukan lagi kiloan tapi sudah mencapai ton jumlahnya,” kata Kabid Pertambangan Distamben Aceh, Mahdi Nur, kepada Serambi, Selasa (11/2).
Merkuri adalah bahan kimia yang sangat membahayakan bagi kesehatan. “Uang yang didapat tak akan sebanding dengan rusaknya kesehatan masyarakat di masa depan,” kata Kamaruddin Abubakar yang akrab disapa Abu Razak kepada ATJEHPOSTcom.
Sebelumnya, Wali Nanggroe Aceh Teungku Malik Mahmud Al-Haytar juga selalu mengimbau agar semua pihak jangan merusak lingkungan. “Kita wajib menjaga lingkungan demi masa depan Aceh,” katanya. Menurut Wali Nanggroe, kekayaan alam Aceh lebih baik dimanfaatkan setelah anak-anak Aceh memiliki kemampuan dalam mengelolanya secara baik. “Jika anak-anak Aceh yang telah memiliki ilmu yang cukup, maka mereka akan memanfaatkannya dengan tetap menjaga kelestarian alam Aceh,” katanya.
Pernyataan Wali Nanggroe ini, kembali disampaikan Abu Razak. “Imbauan Wali Nanggroe sangat baik untuk kemaslahatan rakyat Aceh. Jika anak-anak Aceh telah memiliki ilmu pengetahuan yang baik dan sumber daya manusia yang bagus, maka hasil yang diperoleh dari kekayaan alam Aceh juga akan maksimal. Dengan kemampuan SDM yang bagus, tentu mereka akan sangat mengerti bagaimana menjaga kelestarian alam Aceh,” katanya.
Menurut Abu Razak, persoalan yang terjadi saat ini karena pengetahuan yang belum memadai. “Sehingga masyarakat awam tak paham akan kerusakan lingkungan akibat penggunaan merkuri ketika menambang emas itu. Kami juga mengimbau agar para pejabat terkait untuk mensosialisasikan soal-soal penggunaan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan merusak lingkungan,” katanya. []
Editor: