Bendera-bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid berkibar sepanjang lembah Sungai Eufrat dan Tigris, terbentang dari Suriah ke Irak. Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kuasai banyak kota di pinggiran sungai pusat lahirnya peradaban manusia itu. Menjelma menjadi Negara Islam (IS), kelompok pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi ini memproklamirkan Kekhalifahan. Target mereka, dari Spanyol hingga Indonesia berada di bawah satu bendera Islam.
Khilafah diproklamasikan pada Minggu, 29 Juni 2014, setelah ISIS di atas angin terhadap tentara Irak. Baghdadi diangkat sebagai Khalifah, pemimpin negara sekaligus spiritual dalam sebuah Kekhalifahan Islam. Dengan berdirinya Khilafah, ISIS menyerukan seluruh umat Muslim untuk berbaiat pada Khalifah yang kepalanya dihargai US$10 juta oleh Amerika itu.
"Adalah tugas semua Muslim di dunia bersumpah setia pada dia dan mendukungnya. Legalitas seluruh emirat, kelompok, negara, dan organisasi menjadi hilang berdasarkan perluasan kekuasaan kekhalifahan dan tibanya tentara khilafah di wilayah mereka," kata juru bicara ISIS Abu Muhammad al-Adnani dalam bahasa Arab, dan diterjemahkan ke banyak bahasa.
Sosok al-Baghdadi sendiri misterius. Hanya ada dua foto yang menunjukkan keberadaan pria 43 tahun ini. Bahkan beberapa orang mengatakan dia sebenarnya tidak ada, hanya simbol yang diciptakan ISIS. Namun sebuah video yang diunggah di Youtube untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa Baghdadi nyata. Dia terlihat tengah berkhutbah dalam shalat Jumat di sebuah masjid di Mosul. Berjenggot lebat berpakaian hitam.
“Pembentukan khilafah adalah kewajiban. Agama ini tidak akan benar kecuali syariah ditegakkan,” kata Baghdadi dalam khutbahnya, diberitakan al-Jazeera. Pergerakan ISIS di Irak dimulai dari wilayah Suriah sepanjang Sungai Eufrat. Kemenangan ISIS melawan kelompok pemberontakan Suriah lainnya di Abu Kamal membuat pintu perbatasan dengan Irak terbuka lebar. Ditambah lagi pos militer di Qaim, perbatasan Irak ditinggal kabur tentara, ISIS makin bebas bergerak.
Wilayah pertama yang dikuasai ISIS adalah kota Falluja dan Ramadi di Provinsi Anbar, sebelah barat Irak awal tahun ini. Bendera hitam ISIS berkibar di kantor pemerintah dan pos militer. Beberapa kota di Anbar juga telah dikuasai. Setelah mencaplok sebelah barat Irak, ISIS bergerak ke timur, menyerbu kota Mosul, provinsi Nineveh di lembah Sungai Tigris.
Kota terbesar kedua di Irak setelah Baghdad itu direbut dengan mudah. Tentara lari tunggang langgang, menanggalkan seragam mereka dan ikut mengungsi bersama warga. Lebih dari 500.000 orang mengungsi, kebanyakan ke wilayah Kurdistan.
Sebanyak 2.400 tahanan dibebaskan, jadi amunisi baru bagi kelompok ini. Dengan dikuasainya Mosul, wilayah barat dan timur Irak di bawah kendali ISIS. Pemerintahan Nouri al-Maliki di Baghdad terkepung. ISIS merebut satu per satu kota di kota pinggiran Eufrat dan Tigris, dari Raqqa di Suriah hingga mendekati Baghdad.
Di kota-kota ini, ISIS memperoleh ghanimah atau rampasan perang berupa kendaraan lapis baja dan senjata serta amunisi sumbangan dari Amerika. Di Mosul, ISIS juga dilaporkan berhasil menguras bank-bank di kota itu dan menjarah uang sebesar 500 miliar dinar Irak atau lebih dari Rp50,2 triliun. Belum lagi ditambah persenjataan asal AS, seperti helikopter Blackhawk, Humvee, pesawat kargo dan senjata lainnya, menjadikan ISIS kelompok militan paling kaya di dunia.
ISIS membentuk aliansi juga dengan kelompok-kelompok perlawanan Sunni, termasuk dari para mantan militan Partai Baath pendukung Saddam Hussein dan tentara Peshmerge Kurdi. Dengan restu dari pengikut Baath, kota Hawiya dikuasai dengan mudah. Tentara Peshmerge menguasai Kirkuk. Tujuan mereka adalah menguasai Irak dengan lebih dulu melumat Baghdad dan Karbala.
"Rapatkan barisan karena pertempuran sesungguhnya belum terjadi. Pertempuran akan terjadi di Bagdad dan Karbala. Jadi persiaplah," kata al-Adnani.
Ratusan tentara dan polisi Irak dijejerkan dan diberondong peluru, dalam sebuah rekaman video di Tikrit. Gurun menjadi kubur massal mereka. Raouf Abdul Rahman, hakim yang memvonis mati Saddam Hussein delapan tahun lalu, juga tewas dieksekusi. Salah satu kilang minyak utama di Irak, Baiji, dibakar. Pembunuhan tentara dibalas militer Irak dengan membantai tahanan Sunni di kota Baquba, sebelah utara Baghdad.
Selain menghancurkan pos-pos militer, ISIS juga meluluhlantakkan situs-situs Syiah, seperti tempat ibadah, kuil-kuil dan kuburan-kuburan yang dikeramatkan. Kelompok Syiah juga mulai menggalang kekuatan untuk melindungi Karbala dan Najaf. Puluhan ribu umat Syiah –kebanyakan pegawai atau pengangguran- menjadi relawan perang setelah keluarnya fatwa bertempur dari Ayatullah Ali Sistani.
Namun di kubu Syiah sendiri ada perpecahan. Militan Syiah pimpinan Moktada al-Sadr membentuk kembali Tentara Mahdi, kelompok tempur paling besar dan pengalaman di Irak. Dikhawatirkan, tentara yang loyal pada Sadr akan memberontak pada pemerintah dan relawan Sistani.
Pasukan Irak kehilangan taringnya, kebanyakan mereka kabur dari serangan ISIS. Maliki mengancam para desertir akan dihukum berat. Di tengah sengkarut pertempuran di Irak, wilayah otonomi Kurdistan menyerukan merdeka. Presiden otonom Kurdistan, Barzani, meminta segera digelar referendum kemerdekaan.
"Waktunya telah tiba bagi kita untuk menentukan nasib kita sendiri, dan kita tidak perlu menunggu yang lain menentukannya untuk kita," kata Barzani dalam pertemuan tertutup di parlemen yang kemudian disiarkan di televisi.
Pecahan Al-Qaeda
Personel ISIS diperkirakan terdiri dari sekitar 12.000 orang yang memiliki beragam kewarganegaraan, termasuk dari Asia seperti Indonesia dan Malaysia. Bahkan seorang mujahid ISIS bernama Ahmad Tarmimi Maliki disebut sebagai orang Malaysia pertama yang jadi pengebom bunuh diri di Irak, menewaskan 25 pasukan elit pada 26 Mei lalu di Anbar.
Menurut Kamran Bokhari, wakil presiden Timur Tengah dan Asia Selatan perusahaan intelijen Stratfor, ISIS sebenarnya lahir dari al-Qaeda yang muncul di Irak pada invasi AS 13 tahun lalu. Pada 2011, kelompok ini menyebar ke Suriah saat perang saudara menggulingkan Bashar al-Assad terjadi di negara itu.
Tahun 2013, ISIS terlibat konflik dengan kelompok militan lainnya di Suriah, termasuk dengan al-Qaeda. Bokhari mengatakan, Baghdadi cekcok dengan pemimpin al-Qaeda Ayman al-Zawahiri soal strategi di Suriah. Kemudian ISIS berpisah dengan al-Qaeda karena berbeda tujuan.
Menurut Benjamin Friedman, peneliti pertahanan dan keamanan dalam negeri di lembaga think-tank AS Cato Institute seperti diberitakan CBC, pada Oktober 2013, Zawahiri mengeluarkan pernyataan yang memerintahkan seluruh anggota al-Qaeda tidak memerangi kelompok Syiah, Ismaili, Qadiyat dan Sufi, tetapi fokus melawan kejahatan kafir internasional.
Sementara ISIS lebih fokus pada perang regional, termasuk terhadap pemerintahan Syiah Bashar di Suriah dan Maliki di Irak. Karena perpecahan inilah, ISIS kemudian beralih dari perang di Suriah ke menguasai Irak.
Menurut catatan PBB, lebih dari 2.000 orang telah tewas hanya dalam dua minggu serangan ISIS ke Irak. Ini adalah angka minimal, belum lagi ditambah eksekusi baik dari pihak ISIS dan tentara Irak.
Walaupun pasokan minyak Irak terancam, namun para pengamat mengatakan, harga minyak dunia tidak akan terlalu berpengaruh. Menurut situs pialang Trefis, Irak hanya memproduksi 3,2 juta barel per hari, tidak cukup untuk memengaruhi pasokan minyak global dalam jangka panjang.
Selain itu menurut Richard Mallinson, pengamat geopolitik di London, Inggris, kilang minyak terbesar Irak yang memproduksi 2,5 juta barel per hari ada di bagian selatan negara itu, jauh dari daerah pertempuran. “Jadi hanya sekitar 10-15 persen yang ada di utara negara itu, yang saat ini digempur pemberontakan Sunni,” kata Mallinson.
Diabaikan AS
Pemerintahan Maliki masih terus berupaya merebut kembali kota-kota di Irak dengan mengerahkan pasukan dan relawan Syiah. Maliki juga memohon bantuan dari sekutu mereka di Barat, Amerika Serikat, untuk menurunkan serangan udara.
Namun pemerintahan Barack Obama sepertinya enggan. Obama masih pikir-pikir untuk kembali berperang di Irak, negara yang telah ditinggalkan tentara mereka sejak dua tahun lalu. Paman Sam hanya menurunkan 770 marinir ke Irak, bukan untuk berperang melainkan menjaga Kedutaan dan melatih tentara setempat.
AS dan Arab Saudi menyerukan Maliki untuk turun dari kursi kepemimpinan dan memulai rekonsiliasi dengan memasukkan elemen Sunni di pemerintahan. Menurut pejabat pemerintah AS, Irak tidak akan damai selama Maliki masih mendiskreditkan kelompok Sunni di negara itu. Diharapkan, pemerintahan selanjutnya juga diisi orang Sunni dan Kurdish.
Menurut pejabat negara-negara Arab, Maliki dalam lima tahun terakhir memicu pemberontakan karena dianggap memberikan perlakuan yang buruk pada minoritas Sunni. Kelompok protes Sunni dipenjarakan, enggan membagi kekuasaan dan mengambil jatah besar pemerintahan untuk Syiah.
"Kami meyakini tindakan sektarianisme dan pengucilan terhadap Sunni memicu pemberontakan yang kita lihat sekarang. Dia (Maliki) telah mempersatukan ISIS dengan mantan kelompok Baath dan para pendukung Saddam Hussein," kata pejabat Arab yang tidak disebut namanya ini.
Akhirnya Irak beralih meminta bantuan pada negara sekutu Syiah mereka, Iran dan Suriah. Iran dilaporkan telah menurunkan ratusan pasukan elit Garda Revolusi untuk melindungi Karbala. Selain itu, pemerintah Teheran juga menurunkan drone dan bantuan perangkat militer seberat 70 ton yang diangkut setiap hari menggunakan dua pesawat, seperti dikutip dari laporan New York Times.
Sementara Suriah menurunkan jet tempur untuk menyerang kota-kota perbatasan yang dikuasai ISIS. Pertengahan Juni lalu, Suriah mengebom wilayah Rutba, al-Walid dan al-Qaim di provinsi Anbar yang menewaskan 57 warga sipil.
Selain itu, Irak juga telah menerima pesanan pesawat jet Sukhoi dari Rusia. Pada 19 Juni lalu, lima jet Sukhoi bekas dari Rusia telah datang ke Irak. Maliki mengaku kecewa dengan AS yang tidak juga mengirimkan jet pesanan mereka. Jika saja dipesan lebih cepat, kata Maliki, situasinya bisa jadi tidak seperti sekarang.
Dari Jakarta ke Andalusia
Dalam agenda besar khilafah, ISIS ingin mengembalikan kejayaan Islam yang berakhir 90 tahun lalu di masa Kekhalifahan Ottoman di Turki. Sejak Rasulullah Muhammad sallalahu alaihi wasallam wafat, kekhalifahan dipegang oleh para sahabat Nabi dan para ulama.
Setelah empat Khalifah paska kematian Nabi, Islam memasuki masa keemasan dengan dipimpin oleh Khilafah Bani Ummayah pada tahun 661 hingga 750, dilanjutkan oleh Bani Abbasiyah tahun 750 hingga 1517.
Dalam sebuah rekaman video, anggota ISIS mengatakan bahwa mereka akan kembali menguasai dunia, mulai dari Andalusia (Spanyol) hingga ke Jakarta, Indonesia. Spanyol sendiri berada di bawah kekuasaan negara Islam selama 700 tahun hingga tahun 1492.
“Kita akan hidup di bawah bendera Islam, Kekhalifahan Islam. Kita akan memperjuangkannya sampai mati, sampai kita membebaskan seluruh tanah jajahan, dari Jakarta hingga Andalusia,” ujar anggota ISIS dalam video yang diunggah di Syriantube.net.
Dalam peta yang banyak tersebar di internet, dalam lima tahun ke depan ISIS berencana menguasai negara-negara Balkan seperti Yunani, Romania dan Bulgaria hingga ke Austria di Eropa Timur. Peta ini belum dikonfirmasi kebenarannya.
Ditentang Keras
Sejatinya, Kekhalifahan berarti bergabungnya seluruh negara Islam di bawah satu bendera. Umat Muslim dunia berbaiat untuk menaati Khalifah seperti pada Kekhalifahan sebelumnya. Namun Kekhalifahan ISIS kali ini mendapatkan penentangan dari banyak ulama dan tokoh pergerakan Islam di seluruh dunia.
Di antaranya adalah Serikat Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) dalam pernyataannya yang dikutip OnIslam.com, 5 Juli 2014. Mereka mengatakan, deklarasi Kekhilafahan ISIS yang tanpa melalui konsensus telah bertentangan dengan hukum Islam. Hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan kekacauan.
“Seluruh organisasi Islam di arena internasional diabaikan hanya untuk deklarasi satu pihak yang mereka sebut Kekhalifahan, tidak ada yang bisa menerima itu,” kata IUMS.
Ulama besar Mesir Yusuf al-Qaradawi mengatakan bahwa deklarasi kekhalifahan ISIS tidak sah, berdasarkan hukum Islam. “Sebuah kelompok mengumumkan kekhalifahan, tidak cukup untuk mendirikan kekhalifahan,” kata Qaradawi dalam surat terbukanya di situs IUMS.
Bahkan kelompok Hizbut Tahrir (HT) yang dikenal gencar menyuarakan khilafah tidak mengakui kekhalifahan Baghdadi. Menurut HT di situs www.5pillarz.com, ada syarat khilafah dibentuk di suatu wilayah. Di antaranya adalah adanya Sultan atau penguasa di negara itu yang punya kendali atas keamanan di dalam dan luar.
Berarti, khilafah terbentuk dari sebuah negara berdaulat, bukan melalui perebutan wilayah kekuasaan. “Inilah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad shallalahu alaihi wassalam saat mendirikan Negara Islam al-Madinah Al-Munawwarah. Sultan (pemerintah) di dalamnya adalah milik Rasul dan keamanan di dalam dan di luar di bawah kekuasaan otoritas Islam,” tulis pernyataan HT.
“Dengan kekuasaan ini, Rasulullah shallalahu alaihi wassalam bisa mengurus kebutuhan rakyat, memerintahkan dan memimpin militer, mengatasi permasalahan, mengirim dan menerima utusan secara terbuka, tidak sembunyi-sembunyi, sementara seluruh komponen sebuah negara sudah ada dan diakui di kawasan,” lanjut HT.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus