Sekelompok anak-anak muda Banda Aceh yang terhimpun dalam “Kotak Hitam Banda Aceh” menggagas kegiatan berbeda untuk memperingati momentum perdamaian Aceh yang kesembilan pada 15 Agustus 2014 nanti.
Kegiatan itu berupa napak tilas proses perdamaian lewat pemutaran film nasional dan internasional yang dikemas dalam tajuk “Kotak Hitam Perdamaian Aceh- Menonton untuk Mengingat”. Kegiatan ini berlangsung pada 14-16 Agustus 2014.
Panitia kegiatan Mifta Sugesty, melalui surat elektronik yang diterima redaksi ATJEHPOSTco mengatakan kegiatan ini terinspirasi dari istilah “Kotak Hitam” di dunia penerbangan, yang mampu mereka segala kejadian di kokpit. Saat terjadi kecelakaan, kotak hitam ini akan menguak tabir penyebab terjadinya kecelakaan dan langkah yang diambil pilot dalam melakukan penyelamatan.
“Film yang dipilih kemudian dipilah menjadi tiga tahapan yang menurut kami, mampu menjelaskan proses transisi menuju perdamaian. Tiga kategori tersebut adalah: Konflik, Negosiasi, dan Pasca Konflik,” katanya.
Lewat kegiatan ini pula, para penitia yang menjadi bagian dari gerakan kolektif #BioskopuntukBNA itu ingin mengajukan adanya ‘bioskop darurat’ ke tengah ruang publik untuk mendukung adanya bioskop untuk Banda Aceh yang sesuai dengan nilai sosial budaya di daerah ini.
“Pasca gempa dan tsunami, tidak ada satu pun bioskop yang tersisa di Banda Aceh. Layaknya pustaka, kami percaya bioskop harusnya ada untuk membuka akses terhadap berbagai informasi dan pengetahuan yang layak dimiliki masyarakat,” ujarnya.
“Kotak Hitam Perdamaian Aceh” menjadi semacam ujicoba bioskop di Banda Aceh dengan fasilitas dan akses terbatas. Namun dengan niat untuk membuktikan bahwa di samping berbagai asumsi buruk mengenai bioskop, terdapat fungsi positif.
Kali ini, fungsi positif yang coba ditunjukkan adalah sebagai sarana edukasi perdamaian, pemanfaatan ruang publik untuk diskusi dan pengembangan budaya, serta sebagai media sinergi antar komunitas dan masyarakat.
Untuk menyelenggarakan kegiatan ini, panitia bekerjasama dengan Cinema Poetica, media kritik film nasional serta Panitia Peringatan Perdamaian - Pemerintah Provinsi Aceh. Kegiatan ini bersifat non – profit, sehingga selama pemutaran film berlangsung tidak akan dikenakan biaya bagi para penonton. Selain itu, dalam setiap kategori pemutaran akan diadakan diskusi bersama pemantik yang telah ditentukan.
Adapun film yang akan diputar adalah Five Broken Cameras yang diputar pada 16:30-18:30 pada 14 Agustus 2014 dan Serial Jalan Pedang Episode Republik Maluku Selatan pada pukul 20:00-21:30. Pada 15 Agustus akan diputar dua judul film yaitu Tjoet Nya’ Dhien dan No Man’s Land. Pada 16 Agustus 2014 ada film berjudul One Day After Peace dan Cahaya dari Timur-Beta.[]
Editor: Ihan Nurdin