SEORANG janda dan dua bayi di bawah lima tahun (Balita) di Aceh Utara dipastikan positif HIV/AIDS. Temuan tiga kasus terbaru tersebut menambah jumlah penderita HIV/AIDS di Aceh Utara hingga tahun ini mencapai 40 kasus.
Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Aceh Utara, dr. Makhrozal, kepada para wartawan awal pekan lalu, mengatakan pihaknya memastikan janda dan dua anaknya yang masih Balita itu positif HIV/AIDS setelah dilakukan pemeriksaan. Mulanya, kata dia, ibu rumah tangga itu berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia milik Pemerintah Aceh Utara di Lhokseumawe.
“Karena curiga dengan kondisi pasien, petugas medis memeriksa secara intensif. Hasilnya perempuan yang merupakan seorang janda itu positif AIDS. Diperkirakan yang bersangkutan sudah mengidap AIDS antara lima hingga 10 tahun,” ujar Makhrozal.
Makhrozal menyebutkan, janda berusia 40 tahun lebih itu memiliki lima anak. KPA lantas secara pelan-pelan melakukan konseling dan pemeriksaan terhadap semua anaknya. Beberapa hari kemudian, kata dia, hasil pemeriksaan menemukan dua Balita anak janda itu positif HIV.
“Janda dan dua Balita itu sedang dalam perawatan intensif, si anak ditangani dokter spesialis anak. Ini butuh perhatian kita semua, saat ini kita terus berkonsultasi dengan pihak terkait untuk rujukan atau pemeriksaan lanjutan,” katanya.
Menurut dia, janda itu sudah dua kali menikah. Suami pertama meninggal dunia, sedangkan suami kedua seorang sopir truk yang merupakan warga Sumatera Utara, dan telah bercerai dengan perempuan tersebut. Dua anaknya masih Balita adalah hasil perkawinan dengan suami kedua sebelum mereka bercerai.
“Pengakuan si ibu itu, dia tidak pernah keluar Aceh. Jadi dia bukan perempuan liar, dugaan kita virus itu bawaan dari suaminya yang kedua,” ujar Makhrozal.
Makhrozal menyebutkan, temuan tiga kasus terbaru itu menambah jumlah penderita HIV/AIDS di Aceh Utara hingga 2014 menjadi 40 kasus. Sebelumnya sampai tahun 2013, kata dia, ditemukan 37 kasus di kabupaten ini. Dengan jumlah kasus yang ditemukan tergolong cukup banyak, ia memperkirakan masih banyak penderita HIV/AIDS lainnya di Aceh Utara belum terungkap.
Sebab, kata Makhrozal, pada kasus HIV/AIDS terjadi fenomena gunung es dengan estimasi satu banding 100 (1:100). Jika saat ini ada 40 kasus, diperkirakan ada 4.000 penderita lainnya.
“Kami terus mengimbau agar orang-orang beresiko atau berpotensi beresiko dapat melakukan konseling atau pemeriksaan untuk penanganan dengan cepat dan bisa dilakukan pemutusan matarantai supaya tidak menular kepada warga lainnya,” kata Makhrozal.[]
Editor: Murdani Abdullah