SEBUAH video menampilkan usaha tim Relawan Kebudayaan dari Centre Informasi for Samudra Pasai Heritage (Cisah) menyelamatkan jejak Kerajaan Islam Aceh Darussalam di Banda Aceh.
Video berjudul “Traces of the Kingdom Aceh Darussalam” (Jejak Kerajaan Aceh Darussalam) tersebut diunggah oleh akun Glamour Pro ke laman youtube pada 23 September 2014. Lokasi jejak sejarah dan kebudayaan berupa kompleks makam yang nisan-nisannya berukir kaligrafi Arab itu berada di Gampong Blang Cut, Kecamatan Lueng Bata.
Dalam video tampak relawan Kebudayaan Cisah, Taqiyuddin Muhammad, Sukarna Putra, dan Mizwar, membersihkan makam-makam yang tertutup tumbuhan liar. Nisan-nisan telah tumbang tak beraturan ditegakkan kembali. Inskripsi terukir indah pada nisan kemudian dioles dengan kapur putih agar dapat dibaca oleh ahli Epigrafi Arab, Taqiyuddin Muhammad.
“Penyelamatan melalui pembersihan dan pendataan makam-makam peninggalan abad ke-16 dan 17 untuk usaha penelitian sejarah dan kebudayaan Islam itu kita lakukan pada bulan Juni lalu. Hasil penelitian sementara diketahui makam-makam dalam kompleks itu milik para pembesar Kerajaan Aceh Darussalam,” kata Sukarna Putra kepada ATJEHPOST.co lewat telpon seluler, Rabu, 24 September 2014, sore.
Menurut Sukarna Putra, warga setempat menyebut kompleks makam itu “Jrat Manyang”. Sebab lokasi sisa-sisa jejak peradaban Aceh Darussalam itu berupa gundukan tanah atau bukit kecil.
“Tinggi gundukan sekitar dua meter, dan luas bentang gundukan sekitar 20 x 40 meter. Di kompleks itu ada sekitar 20 makam dengan posisi satu deretan,” ujar Sukarna Putra.
Ia menjelaskan menuju lokasi kompleks makam peninggalan sejarah Aceh Darussalam itu dapat ditempuh dari Simpang Surabaya ke Jalan Terminal Bus Batoh Banda Aceh.
“Kurang satu kilometer dari Simpang Surabaya Banda Aceh. Di tepi Jalan Terminal Batoh ada deteran pertokoan, tidak jauh di belakang toko-toko itulah kompleks makam tersebut,” kata Sukarna Putra.
Sukarna Putra sempat mengalami gatal-gatal di badannya selama sepekan setelah bergotong-royong menyelamatkan situs makam bersejarah tersebut. “Selain digigit nyamuk, mungkin badan saya kena bakteri karena lokasi itu sangat pengap dipadati tumbuhan liar dan semak-semak,” ujarnya.
Kata dia, video “Traces of the Kingdom Aceh Darussalam” tersebut digarap sineas muda Aceh Irfan M Nur bersama RA Karamullah dari studio Glamour Pro Banda Aceh.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus