KEPALA Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Sragen Purwadi Joko menilai maraknya kegiatan seksual di sekitar makam Pangeran Samudra di Gunung Kemukus, Desa/Kecamatan Sumber Lawang, Sragen, Jawa Tengah bermula dari cerita yang keliru.
Menurut Joko, cerita tentang Pangeran Samudra yang punya hubungan cinta dengan ibu tirinya, Ontrowulan, tidak benar. Dia menyayangkan munculnya mitos peziarah harus melakukan hubungan seksual sebelum berziarah di makam untuk mendapatkan berkah. (Baca juga: Kata Juru Kunci Soal Ritual Seks Gunung Kemukus)
Joko mengatakan Pangeran Samudra adalah keturunan terakhir Raja Majapahit. Dia hijrah ke Demak setelah Majapahit runtuh. (Baca juga: Wakil Gubernur Belum Tahu Ritual Seks di Kemukus)
Di Demak, Pangeran Samudra diminta belajar agama Islam di Gunung Lawu. "Saat pulang ke Demak, dia sakit hingga meninggal di Sumber Lawang," katanya, Jumat, 21 November 2014. (Baca juga: Warung di Sekitar Kemukus Tawarkan Layanan Seks)
Mengetahui anaknya meninggal, ibu tiri Pangeran Samudra, Ontrowulan, melayat dan menangis di makamnya. Dari tangisan itu, Joko melanjutkan, jadilah sebuah sendang.
"Jadi bukan menangisi seorang kekasih. Tapi tangis seorang ibu kepada anaknya. Jarak usia keduanya terpaut jauh," ucapnya.
Wisata ziarah Gunung Kemukus di Jawa Tengah diberitakan media televisi Australia, Special Broadcasting Service (SBS). SBS adalah satu dari lima lembaga penyiaran berjaringan luas di Australia. Dalam program Dateline di SBS One yang berjudul "Sex Mountain", wartawan SBS, Patrick Abboud, bingung saat melihat praktek ritual seks di Gunung Kemukus yang bercampur dengan prostitusi. (Baca juga: Media Australia Sorot Ziarah Gunung Kemukus) | sumber: tempo.co
Editor: Nurlis E. Meuko