DEMAM batu akik sedang melanda Nusantara. Segala sesuatu tentang batu akik dan giok mendapat perhatian pembaca di media online ATJEHPOST.CO. Terbukti sepanjang pekan ini, berita bertajuk “Ini Dia Jenis Batu yang Dipakai Presiden Soekarno” menjadi berita yang paling banyak diakses pembaca dan bertahan di posisi teratas Best of Us.
Padahal, gonjang ganjing politik di Aceh sepanjang pekan lalu juga tak kalah menarik. Mesin content management system kami mencatat berita tentang batu akik ini menyedot perhatian lebih dari 30 ribu pengunjung dari berbagai belahan nusantara.
Batu akik yang dipakai mendiang Presiden Soekarno menjadi menarik perhatian pembaca lantaran Soekarno dikenal sebagai sosok flamboyant yang memikat hati perempuan. Bukan rahasia lagi, batu akik sering dikaitkan dengan “daya pikat” itu. Padahal, sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikannya.
Presiden Soekarno dikabarkan memiliki cincin bermata rubi yang cantik. Batu rubi umumnya dikenal dengan nama batu merah delima, masih satu keluarga dengan batu safir.
Jenis batu rubi yang banyak terdapat di Myanmar termasuk salah satu dari empat batu berharga yang sejajar dengan batu safir, zamrud dan intan. Tingkat kekerasannya mencapai 9,0 skala Mohs, setingkat di bawah intan yang memiliki tingkat kekerasan 10,0 Mohs. (Selengkapnya baca: Ini Dia Jenis Batu Akik yang Dipakai Presiden Soekarno
***
Pada posisi kedua Best of Us ditempati oleh kabar dari Nagan Raya. Ini tentang istri Bupati Nagan Raya, Hajjah Kelimah, yang diambil sumpah sebagai Ketua DPRK Nagan Raya pada Sabtu, 15 November lalu.
Itu adalah sejarah baru bagi Nagan Raya. Untuk pertama kalinya, posisi eksekutif dijabat oleh suami, dan posisi yudikatif dipegang sang istri. Maka jadilah dua pilar pemerintahan Nagan Raya (eksekutif dan yudikatif) dipegang oleh suami istri. ((Selengkapnya baca: Ketika Nagan Raya Dipimpin Suami Isteri).
***
Di urutan ketiga yang menarik perhatian pembaca selama sepekan adalah kabar tentang Gubernur Zaini Abdullah tidak jadi datang ke sebuah pesantren di Desa Rungkom, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie pada Selasa, 18 November lalu. Usut punya usut, Gubernur Zaini yang sudah di gerbang jalan desa menuju pesantren, langsung berbalik arah dan pulang ke Banda Aceh lantaran disambut dengan spanduk ucapan selamat datang kepada Wakil Gubernur Aceh.
Tentu saja kabar itu disambut dengan berbagai reaksi. Ada yang merasa geli, ada juga yang prihatin. Ketua NU Aceh, Lem Faisal, misalnya, saking gelinya harus tertawa dulu sebelum mengomentari kabar itu.
Ceritanya, hari itu seharusnya Gubernur Zaini Abdullah berkunjung ke Pesantren Umul Qura Al Munawwarah di Desa Rungkom. Di sana ada seremoni peresmian sumur bor untuk mengairi sawah di lima desa: Rungkom, Awe, Kareung, Kulee, dan Kulam.
Hajatan itu difasilitasi oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Aceh (LPMA) pimpinan Gumarni Arfan. Pesantren itu dipilih sebagai tempat peresmian lantaran dianggap sebagai pusat kegiatan masyarakat.
Tentang pangkal soal berkibarnya spanduk selamat datang untuk Wakil Gubernur di tempat itu, Gumarni Affan punya penjelasan. Katanya, acara itu sejatinya memang akan diresmikan oleh Wakil Gubernur Muzakir Manaf alias Mualem. Namun, sehari sebelum peresmian, pada pukul 12.00 siang, Gumarni mendapatkan kabar yang akan meresmikannya adalah Sekda Aceh. Alasannya, Wagub Mualem secara dadakan harus ke Gayo Lues menyerahkan bantuan untuk korban bencana di sana.
Nah, sorenya, sekitar pukul 5, telepon Gumarni kembali berdering. Suara diseberang sana mengabarkan yang akan datang besok pagi ke peresmian sumur bor di pesantren adalah Gubernur Zaini Abdullah.
Tentu saja Gumarni kaget dibuatnya. Bagaimana bisa siuroe dua go leuho. Dalam hitungan jam, keputusan berubah lagi. Lantaran hari sudah sore, Gumarni pun tidak mungkin lagi membuat spanduk selamat datang untuk Gubernur Zaini Abdullah. Selain lantaran waktunya sudah sangat kepepet, pikir Gumarni, apalah arti sehelai spanduk, toh, yang penting substansi acaranya adalah agar sawah masyarakat di lima desa bisa segera dialiri air.
Rupanya, pikiran Gumarni berbeda dengan pikiran Gubernur Zaini Abdullah. Gumarni pun tak menyangka Gubernur Zaini akan semarah itu gara-gara sehelai spanduk. Gumarni mengetahui kemarahan gubernur setelah seorang ajudan Gubernur menelponnya dan menyoal spanduk ucapan selamat datang yang ditujukan kepada Wakil Gubernur, bukan untuk Gubernur Zaini Abdullah.
Lantaran peristiwa unik ini terjadi di tengah isu retaknya hubungan Gubernur Zaini dan Wagub Mualem, orang pun dengan cepat menyimpulkan,”Gubernur syit han jeuet sagai geu kalon foto Wagub.”
Kepada media ini, Gumarni melemparkan kekesalannya. “Saya sangat kecewa dengan sikap gubernur tanyoe, lagee aneuk miet (gubernur kita seperti anak kecil),” kata Gumarni.
Kisah unik pun lalu bergulir bak air bah. Di jejaring sosial semacam Facebook dan Twitter, pun beragam komentar. Ada yang tertawa geli, ada pula yang prihatin. Ada pula yang menyikapinya dengan bijaksana dan meminta tak perlu dibesar-besarkan mengingat Gubernur Zaini umurnya sudah 74 tahun. (Selengkapnya baca: Gara-gara Spanduk, Gubernur Zaini Batal ke Pesantren)
***
Berita keempat terbanyak diakses adalah soal tindakan pemerintahan Jokowi – Jusuf Kalla menaikkan harga bahan bakar minyak alias BBM. Bukan perkara berapa kenaikan harga yang menyita perhatian pembaca, melainkan gambar-gambar lucu yang menyindir kenaikan harga BBM itu.
Salah satu contohnya adalah gambar Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang dengan mimik wajah mencibir mengatakan,”situ sok kaya, sok dukung BBM naik, beli tempe aja masih nawar.” Tentu saja itu bukan benar-benar diucapkan oleh Obama, melainkan hasil kreatifitas anak muda.
Ada pula gambar mantan Presiden SBY menunjuk karburator sepeda motor dan berkata,”BBM baik itu, sakitnya tuh di situ.” (Selengkapnya: [FOTO]: Meme Lucu Menyangkut Kenaikan BBM)
***
Di urutan kelima Best of Us sepekan adalah tulisan Murthalamuddin, mantan Kepala Biro Humas Pemerintah Aceh. Murthala menulis artikel berjudul “Kekhawatiran Hasan Tiro Kini Terbukti?”
Tulisan ini menyorot tentang pernyataan almarhum Hasan Tiro yang pernah mengatakan,”jika untuk memimpin diri sendiri saja kalian tidak mampu, bagaimana kalian memimpin bangsa?” Murthala memperoleh cerita itu dari mantan GAM yang pernah berlatih di Libya. (Selengkapnya baca: Kekhawatiran Hasan Tiro Kini Terbukti?).[]
Editor: Yuswardi A. Suud