Pembuat petisi online penyelamatan kapal Sophie Rickmers Nurjannah Husien, meminta Wali Kota Sabang Zulkifli Adam mengeluarkan surat resmi sebagai bentuk komitmen telah dibatalkannya rencana pengangkatan bangkai kapal Perang Dunia II tersebut. (Otoritas Sabang Batalkan Rencana Pengangkatan Kapal Sophie Rickmers)
“Sejauh ini setahu saya belum ada surat resminya, kita maunya Wali Kota Sabang bisa mengeluarkan surat tersebut agar masyarakat lebih yakin. Kita hanya sudah lihat surat dari Kementerian Kelautan yang menolak itu,” ujar aktivis yang biasa disapa Nunu itu kepada atjehpost.co siang tadi, Selasa 16 Desember 2014.
Nunu juga mengapresiasi sikap Wali Kota Sabang yang mau mendengar dan peduli pada aspirasi masyarakat banyak.
“Saya berterima kasih ke semua pihak yang telah menandatangani petisi ini, karena satu tanda tangan kita ternyata bisa mengubah kebijakan dan keputusan. Jadi bersyukur sekali karena apa yang kita selamatkan adalah nilai sejarah. Juga untuk Wali Kota Sabang yang sangat aware, dan mendengar aspirasi masyarakat,” katanya.
Nunu membuat petisi penyelamatan kapal Sophie Rickmers di situs change.org pada Minggu, 16 November 2014 lalu. Petisi itu berawal dari kabar buruk yang diterimanya dari seorang penyelam di Sabang, yang mengabarkan jika pemerintah Kota Sabang akan mengangkat Sophie Rickmers. (Baca: Ini Alasan Sesungguhnya Mengapa Sophie Rickmers Ingin Dibongkar)
Pada 15 November, ia mendapat bocoran surat Wali Kota Sabang yang dikirimkan ke Menteri Kelautan dan Perikanan pada 31 Oktober 2014. Nunu pun berusaha menghubungi Wali Kota untuk mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut, namun kontak yang dilakukan melalui telepon selularnya tidak pernah tersambung.
“Dalam pikiran saya surat itu pasti sudah sampai ke Bu Susi (Menteri KKP), dari situ saya hubungi teman saya Riyanni Djangkaru dan menceritakan kabar ini,” katanya.
Setelah itu, Nunu yang juga seorang penyelam itu mencari tahu apa saja yang ada di dalam kapal Sophie Rickmers. Ia juga mencari tahu apa motif rencana pengangkatan kapal tersebut. Setelah data yang terkumpul cukup barulah ia membuat petisi yang ditujukan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Susi Pudjiastuti. Petisi tersebut juga ditulis dalam bahasa Inggris agar masyarakat internasional bisa turut menandatanganinya.
“Kita sadar kita berburu dengan waktu, dan petisi online ini merupakan salah satu cara yang paling mudah. Dan sangat surprise hanya dalam dua kali 24 jam sudah ditandatangani 5 ribu orang lebih. Kalau tidak ada petisi ini selama ini banyak orang yang bukan penyelam tidak tahu tentang kapal ini,” katanya.
Selain petisi online, Nunu dan kawan-kawan juga mengumpulkan tanda tangan secara manual di Lapangan Blang Padang pada hari Minggunya. Pemberitaan media yang menaruh perhatian lebih pada kasus ini menurutnya juga sangat membantu dalam menyebarkan informasi tersebut.
“Intinya dengan adanya petisi ini orang jadi memperbincangkan Sophie dan pariwisata kita jadi terangkat juga.” Katanya.
Bahkan saat berkunjung ke Jakarta untuk mengikuti kegiatan pertemuan para penyelam Indonesia kemarin, Nunu menjadi pusat perhatian karena petisinya itu.
"Bahkan ada seorang bupati dari NTT yang minta diceritain khusus tentang Sophie, jadi di luar itu sudah heboh sama Sophie." ujarnya.
Nunu sendiri hingga saat ini belum pernah menyelam ke tempat di mana Sophie 'bersemedi' selama ini. Tak lain karena letak Sophie ada di kedalaman 55 meter dan hanya bisa dijangkau oleh para penyelam profesional.[]
Editor: Ihan Nurdin