KEPALA Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, Diauddin, mengatakan proyek pengerukan Dermaga Lampulo yang dikerjakan oleh PT. Mina Fajar Abadi sudah rampung atau selesai. Pengerjaan ini baru selesai selama dua hari terakhir.
“Sudah selesai. Yang dikerjakan sama Bobo kan? Sudah siap. Baru kemarin siapnya,” kata Diauddin kepada ATJEHPOSTco, Senin 5 Januari 2015.
Menurut Diauddin, pengerjaan pelabuhan Lampulo terdapat dua proyek yang terpisah. Pertama adalah proyek pengerukan yang dikerjakan oleh PT. Mina Fajar Abadi. Sedangkan yang kedua adalah proyek pengerjaan dermaga yang belum juga rampung hingga mata anggaran selesai.
“Yang proyek pengerukan selesai kemarin (Minggu-red). Sedangkan pengerjaan dermaga belum juga rampung. Namun sayang kalau kita putuskan kontrak. Ya sudah diselesaikan,” ujar Diauddin.
“Saya sudah bilang sama Bobo untuk memberikan data jika diperlukan. Nanti tinggal minta,” katanya lagi.
Sementara itu, pantauan ATJEHPOSTco di Lampulo, pekerja masih terlihat mengikat sejumlah mal dan besi pada pinggir dermaga. Puluhan pekerja yang tersebar di beberapa titik masih melaksanakan tugasnya meski hari menjelang malam. Begitu juga dengan sejumlah mobil interculer hilir mudik memuntahkan tanah bebatuan pada lokasi dermaga.
Selain itu, satu unit beko terpajang di sudut tanpa aktivitas. Beko ini biasanya melakukan pengerukan Lampulo.
Salah satu pekerja menuturkan, alat berat ini sudah mulai tidak beroperasi sejak Minggu kemarin, 4 Januari 2015.
"Dari baroe loen kalon hana lee dikrok tanoh nyan, na loen deungo proyek pengerukan yang dimat le si Bobo nyan ka seuleusoe (Dari kemarin saya liat tanah itu tidak dikeruh lagi, saya sempat mendengar proyek pengerukan yang dipegang oleh Bobo sudah selesai)," ujar salah satu pekerja dermaga yang enggan disebutkan namanya ketika ditemui Atjehpost.co, Senin sore, 6 Januari 2015.
“Kalau beres 100 persen mungkin belum. Tapi katanya sudah selesai, ya sudah selesai,” ujar pekerja lainnya.
Sedangkan di lokasi pengerukan Lampulo, juga terdapat beberapa titik yang masih terlihat bekas pengerukan. Demikian juga dengan timbunan tanah yang diangkut oleh sejumlah interculer masih tergeletak di sana.
Sebagaimana diketahui, pekerjaan proyek pengerukan Lampulo senilai Rp. 8,94 miliar seharusnya selesai sebelum pertengahan Desember 2014. Namun berdasarkan pengakuan Kepala DKP Aceh, baru selesai Minggu 4 Januari 2015.
Persoalan lainnya, pengerukan Lampulo itu seharusnya menggunakan kapal sedot, bukan digali dengan menggunakan beko.
Adalah PT. Mina Fajar Abadi nama perusahaan yang menjadi rekanan Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh ini. Menurut data, perusahaan ini beralamat di Jalan Simpang V No.31 A, Bagok Nurussalam, Aceh Timur. Pemilik perusahaannya bernama Ramlan, yang menurut data ia seorang insinyur.
Bagaimana caranya perusahaan ini memenangkan proyek itu? “Melalui seseorang bernama Bobo yang menjadi kepercayaan Ahyar,” kata sumber ATJEHPOSTco. Disebutkannya Bobo bernama asli Zulfadli. Ia, dikatakan, menjadi perpanjangan tangan Ahyar mencari perusahaan untuk menampung sejumlah proyek pemerintahan yang digarapnya. “Ahyar orang pendopo,” katanya lagi.
Siapa Ahyar? Satu-satunya orang yang bernama Ahyar di Meuligo Gubernur Aceh adalah keponakan Niazah A. Hamid, istri Gubernur Aceh Zaini Abdullah. Ia adalah adik kandung Zikrul yang namanya dikaitkan dengan pengadaan mobil pemadam kebakaran senilai Rp.16,8 miliar. Tadi malam Zikrul menyatakan tak terlibat dalam proyek pengadaan damkar yang diduga sejumlah lembaga antikorupsi ada mark-up itu
Beberapa pengusaha, menyebutkan, sering berbenturan dengan Ahyar. “Dan tentu saja kami kalah,” kata sumber itu. Di beberapa dinas di Aceh juga disebutkan ada proyek Ahyar. “Ia memang banyak proyeknya, ” katanya.
Di kalangan pejabat, Ahyar disebut-sebut sangat arogan. “Ia masih anak-anak, namun berani menghardik dan membentak-bentak pejabat yang jauh lebih tua usianya dari dia. Sebaliknya dia sangat manis pada pejabat yang dianggap menguntungkan dia, ya tentu proyeklah,” kata seseorang di kalangan Pemerintah Aceh.
Di Meuligo, Ahyar adalah seorang ajudan Gubernur Aceh. Setiap pejabat yang hendak menemui Gubernur Zaini harus melalui pintu Ahyar. Begitu juga dengan pengusaha. Bersama Ahyar ada pamannya, Muzakir A. Hamid, yang tiada lain adik kanding Niazah A. Hamid, istri Gubernur Zaini. []
Editor: Murdani Abdullah