Tumbuhan pinus tumbuh rapat di lereng bukit. Aneka burung terbang dari satu dahan ke dahan lain. Tak jauh dari deretan pinus tampak taman bunga tertata rapi. Berbagai jenis kupu-kupu hinggap di sana. Suhu udara begitu dingin, bahkan pada siang hari seperti ini.
Lokasi wisata alam ini disebut Kedah. Tempatnya berada di Kampung Penosan, Kecamatan Blang Jerango, Gayo Lues. Di lokasi wisata ini keindahan alam dan hutannya masih sangat terjaga. Kedah juga salah satu pintu gerbang menuju puncak Gunung Leuser, salah satu gunung tinggi di Aceh.
Wisata alam Kedah berjarak sekitar 2,5 kilometer dari pemukiman penduduk. Dari pusat Kota Blangkejeran jaraknya sekitar 13 kilometer. Kondisi jalan menuju ke sana lumayan mulus.
Selain jajaran pinus dan taman bunga yang kerap disasar pencinta fotografi, saban pagi dan sore di tempat itu bisa terlihat selimut kabut yang seperti terus bergerak. “Di area ini curah hujan juga masih tinggi,” ujar Razali, pemandu wisata di tempat itu, awal April 2013. Selain mantel hujan, ia menganjurkan pengunjung yang belum pernah ke sana membawa baju hangat.
Pengunjung yang berwisata ke tempat ini benar-benar bisa menikmati keindahan alam nan asri. Kabupaten Gayo Lues memang dikenal sebagai daerah yang memiliki pemandangan alam bagus. Daerah yang berada di kaki Gunung Leuser ini juga banyak mendapat perhatian dari kalangan pencinta alam.
Menuju ke wisata alam Kedah akan memberikan sensasi tersendiri. Jalanan menanjak di atas pegunungan memanjakan mata ke hamparan sawah dan kebun masyarakat. Dari ketinggian Kedah, juga terlihat wilayah pemukiman penduduk di Blang Jerango dan Kuta Panjang.
Di tempat itu terdapat kafe yang dibangun dari pelepah kayu dan beratap ijuk. Kesan unik dan tradisional tampak di kafe yang menyediakan minuman dan aneka masakan khas Gayo. “Tetapi diharapkan kepada para pengunjung yang datang untuk tak membuang sampah sembarangan, terutama yang berbahan plastik karena tempat telah disterilkan dari sampah plastik,” ujar Zulkarnain, penjaga kafe.
Seringnya wisatawan datang menginap dan berkemah, membuat warga setempat mendirikan tempat penginapan empat kamar tidur. Harga sewa setiap kamar Rp50 ribu per malam.
Tak jauh dari kafe dan penginapan, ada sebuah lokasi lagi yang disebut Leuser View. Di tempat ini ada sebuah bungalo. Di sini, setiap pendaki ke Gunung Leuser mampir beberapa hari untuk memantapkan kebugaran dan fisik sebelum naik gunung.
“Di tempat itu para pendaki terlebih dulu beradaptasi dengan suhu supaya tubuh tak mudah terkena flu dan demam akibat perubahan cuaca. Caranya dengan melakukan senam-senam ringan dan hiking kurang lebih selama dua hari,” ujar Razali.
Pendaki dari mancanegara, kata dia, sangat sering berkunjung ke sana untuk mendaki ke Leuser.
Kedah dari dulu dikenal oleh masyarakat lokal sebagai tempat wisata. Konflik Aceh beberapa tahun sebelumnya membuat tempat ini terbengkalai. Baru sekitar 2008, lokasi wisata ditata kembali.
Menurut Zulkarnain, lokasi wisata itu masih minim fasilitas wisata atraksi. Wisatawan yang datang, kata dia, hanya bisa menikmati suasana alam dan sekadar hiking.
“Pengunjung di Kedah saat ini wisatawan lokal saja rata-rata ada 40 pengunjung per hari. Sedangkan pengunjung asing atau luar daerah tergantung momennya, kadang banyak dan kadang memang sepi,” ujar Zulkarnain. | sumber: The Atjeh Times
Editor: