GEDUNG Anjong Mon Mata tampak padat, Sabtu, 18 Januari lalu. Deretan papan bunga dari lembaga pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, perbankan, serta simpatisan berjejer rapi dari halaman depan Meuligoe Aceh. Ratusan atribut berwarna merah dengan garis hitam juga ikut memeriahkan suasana.
Ribuan pria dan wanita yang memakai pakaian dengan warna yang sama mulai berdatangan sejak pukul 13.00 WIB. Parkir roda dua dan empat terlihat penuh. Pengunjung bahkan ada yang parkir di luar kompleks Anjong Mon Mata.
Massa ini datang dari berbagai pelosok Kota Banda Aceh. Sapaan hangat dan senyum ramah menghiasi wajah mereka.
Di dalam gedung, barisan kursi yang juga didominasi warna merah tertata rapi. Di panggung utama, terdapat spanduk besar yang bertulisan pengukuhan dan pelantikan Komite Pemenangan Partai Aceh (KPPA) Banda Aceh dan sagoe se-Kota Banda Aceh.
Ada foto petinggi Partai Aceh di sana. Di bawahnya tertulis ungkapan dalam bahasa Aceh, “Bèk sagai-sagai tuwo keu seujarah. Delat nyan ka tareupah bèk gop peugala.”
Ketua Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Aceh Kota Banda Aceh, Mukhlis Abee, datang lebih cepat dari jadwal semestinya. Sekretaris Jenderal (Sekjend) Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh Mukhlis Basyah, dan Wakil Ketua KPPA Pusat untuk pokja 1 Teungku Darwis Jeunib, menyusul tak lama kemudian.
Mereka sempat menyalami pengunjung satu per satu sebelum duduk di tempat yang sudah disediakan panitia.
“Kiban haba, Sèhat?” Ujar Darwis Jeunib pada seorang tamu yang hadir saat itu. “Sèhat, Teungku. Alhamdulillah,” jawab pria yang disapa tadi. Wajah pria tadi tampak semringah karena ditegur oleh mantan petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu.
“Jeut, meunyoe meunan. Lôn jak keudéh dilèe,” kata Teungku Darwis lagi sambil berlalu. Dia memakai jaket Partai Aceh yang bertuliskan namanya di bagian dada.
Acara dimulai tepat pukul 14.30 WIB dan dipandu oleh artis yang juga penyanyi slow rock asal Aceh, Marwan L.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Aceh Banda Aceh, Mukhlis Abee, dalam sambutannya mengajak para calon legislatif Partai Aceh di daerahnya untuk “memerahkan” Kota Banda Aceh pada pemilu mendatang.
Kemenangan di Kota Banda Aceh dinilai penting untuk mempermudah perjuangan partai dalam mewujudkan cita-cita Aceh di masa yang akan datang.
“Kita harus menguasai mayoritas kursi di DPRK Banda Aceh. Ini penting agar semua cita-cita perjuangan dapat terwujud,” kata Mukhlis.
Menurutnya, Partai Aceh memiliki sejarah yang berbeda dengan partai lokal dan partai nasional lainnya. Partai Aceh adalah kelanjutan perjuangan Aceh di bidang politik.
“Kita harus bekerja keras mengingat Kota Banda Aceh adalah pusat, dan semua partai ada di sini,” kata eks kombatan ini lagi.
Kata dia, harapan ini bukan isapan jempol semata karena Partai Aceh saat ini memiliki basis yang kuat di tiap gampông. Hal ini tentu menjadi modal bagi Partai Aceh untuk meraup suara maksimal pada pemilu yang akan datang.
“Ini harus kita pertahankan. Kita harus bekerja lebih keras agar Kota Banda Aceh menjadi merah,” kata pria yang juga juru bicara Komite Peralihan Aceh (KPA) ini lagi.
Untuk mewujudkan target tersebut, ujar dia lagi, butuh kerja sama yang baik dari semua elemen, baik Komite Peralihan Aceh (KPA), pengurus Partai Aceh, maupun personil KPPA yang baru terbentuk.
“Insya Allah, hal ini akan segera terwujud atas kerja keras kita semua. Saya yakin Partai Aceh bisa menang pada pemilu 9 April mendatang di Kota Banda Aceh,” ujar dia.
Kata Mukhlis Abee, hanya kemenanganlah yang dapat membuat suara masyarakat Aceh didengar oleh pemerintah pusat di Jakarta.
Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Sekjen Partai Aceh Mukhlis Basyah.
Dalam sambutannya, dia mengatakan Partai Aceh harus fokus menagih komitmen pemerintah pusat untuk segera menyelesaikan semua butir hasil perjanjian yang tercantum dalam MoU Helsinki dan UUPA. Semua ini dinilai sangat diperlukan untuk memperkuat pemerintah Aceh saat ini.
“Jika ini terwujud, apa saja yang diperlukan untuk membangun Aceh akan segera tercapai,” kata pria yang akrab disapa Aduen Mukhlis ini.
Menurut dia, salah satu cara untuk menagih janji pemerintah pusat adalah dengan menguasai mayoritas eksekutif dan legislatif di Aceh. Salah satunya adalah di Kota Banda Aceh.
Partai Aceh, kata dia, menargetkan kursi terbanyak di Kota Banda Aceh.
“Kita saat ini berperang melalui politik. Ke depan, eksekutif pun harus mampu kita kuasai di Banda Aceh,” kata Bupati Aceh Besar ini yang dijawab dengan teriakan hidup Partai Aceh dari sejumlah simpatisan partai yang hadir.
Namun, meraih kemenangan ini dinilai tidak mudah. Pengurus KPPA Banda Aceh dan pengurus Partai Aceh harus bekerja keras. Demikian juga dengan calon legislatif yang diusung oleh partai bentukan ekskombatan itu.
“Kita harus mampu merebut hati masyarakat. Ada banyak cara untuk meraih perhatian masyarakat ini, hal ini yang semestinya diketahui oleh pengurus partai, pengurus komite pemenangan, dan anggota KPA di Kota Banda Aceh,” kata dia.
Setiap pengurus diminta mempengaruhi minimal lima orang masyarakat untuk memberikan dukungan kepada Partai Aceh. Dukungan ini akan berlipat-ganda jika ditotalkan dengan jumlah pengurus KPPA Banda Aceh yang mencapai 600-an, pengurus dan simpatisan Partai Aceh serta KPA.
“Jelaskan apa yang sedang kita perjuangkan serta apa target kita ke depan. Kita rebut hati masyarakat dengan niat ikhlas kita untuk mengangkat harkat dan martabat Aceh,” ujar Aduen Mukhlis lagi.
Di kesempatan terakhir, Wakil Ketua Komite Pemenangan Partai Aceh (KPPA) Pusat untuk pokja 1, Teungku Darwis Jeunib, mengatakan semua calon legislatif Partai Aceh memiliki posisi yang sama untuk terpilih dan berkampanye.
Tim sukses dan kader Partai Aceh di lapangan diminta tidak membeda-bedakan serta hanya mau membantu caleg tertentu saja.
“Semua caleg yang diusung oleh orang tua kita adalah yang terbaik. Oleh karena itu, mereka memiliki posisi yang sama serta berhak masuk ke daerah mana pun dalam dapilnya untuk memperoleh kemenangan,” kata Teungku Darwis Jeunib saat itu.
Kata dia, jika ada tim sukses atau kader Partai Aceh yang tidak mau bekerja untuk caleg yang telah diusung, hendaknya orang tersebut dilaporkan kepada dirinya.
“Semua ini penting agar kita bisa memerahkan Banda Aceh pada pemilu legislatif nanti,” kata dia.
Tidak hanya itu, Teungku Darwis juga berpesan agar kader Partai Aceh di Kota Banda Aceh kompak serta selalu bekerja sama guna meraih kemenangan di pemilu.
“Oleh karena itu, mari kita hilangkan budaya membicarakan orang lain di warung kopi. Jangan ada lagi yang saling menyalahkan dan menganggap diri paling benar,” kata dirinya.
Teungku Darwis Jeunib juga berpesan agar kader Partai Aceh tidak terpengaruh dengan umbul-umbul milik partai lain yang saat ini mewarnai Kota Banda Aceh.
“Partai mereka didirikan oleh pemodal sehingga wajar jika mereka lebih kuat masalah pendanaan dibandingkan dengan kita. Sedangkan kita adalah partai perjuangan yang membutuhkan kerja keras untuk meraih kemenangan di Kota Banda Aceh,” kata dirinya.
Kata dia, hanya dengan kemenangan, pemerintah pusat mau mendengarkan semua tuntutan yang telah disepakati di Helsinki. Marwah Aceh juga akan terjaga jika mayoritas parlemen di kabupaten kota serta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh dikuasai oleh kader Partai Aceh di pemilu 9 April nantinya.
“Oleh karena itu, kita memiliki tugas berat pada pemilu mendatang. Banda Aceh harus mampu kita menangkan,” kata dia.
“Kemenangan ini sangat berarti. Banda Aceh dapat kita merahkan dengan kerja keras dan keikhlasan kita semua. Tidak ada yang sia-sia jika kita tetap kompak dan bersatu,” ujar Teungku Darwis Jeunib lagi di akhir acara.[Baca Selengkapnya di Tabloid The Atjeh Times Edisi 70].
Editor: