02 February 2015

Doni Ihsan Wijaya @istimewa
Doni Ihsan Wijaya @istimewa
Printed
Doni Wijaya; Penyiar Tampan yang Juga Duta Wisata
Ihan Nurdin
10 December 2014 - 19:15 pm
Waktu kecil cita-citanya ingin menjadi pilot. Alasannya sederhana, bisa keliling dunia tanpa dibayar dan justru malah dibayar

BERAWAL dari suka mendengarkan radio, runner up Duta Wisata Banda Aceh 2014 ini justru menjadi seorang penyiar. Musik adalah bagian yang tak terpisahkan dari Doni Ihsan Wijaya, di samping juga punya hobi cuap-cuap.

“Doni orangnya suka banget ngomong dan agak nggak bisa diam, pengennya ngomong aja. Jadilah kepikiran buat nyoba jadi penyiar.” Kata Doni yang kini menjadi bagian dari Oz Radio Banda Aceh itu.

Selain sibuk sebagai penyiar, Doni juga turut membantu bisnis keluarga di bidang retail optic. Kesibukannya pun bertambah setelah pada Oktober 2014 lalu ia didaulat menjadi Ketua Ikatan Agam Inong Duta Wisata Banda Aceh untuk masa jabatan 2014-2016.

Namun menjadi seorang penyiar radio tak hanya cukup dengan bekal ‘suka’ saja, tapi harus memiliki skill yang mumpuni. Selain suara, seorang penyiar haruslah bisa berkomunikasi dengan baik. Karena mereka harus bisa membuat suasana seakan-akan sedang berbicara face to face dengan audience.

Mereka juga harus selalu up to date dan selalu mengikuti trend musik dan punya personality yang menarik. Tiga hal ini menurut Doni merupakan hal dasar yang harus dimiliki seseorang yang ingin berkarir di dunia broadcasting. Dan yang paling penting adalah karakter diri saat on air maupun di kehidupan sehari-hari.

“Untuk keahlian tekhnik seperti mengoperasikan mixer, aplikasi penyiaran dan keahlian dasar penyiaran lainnya bisa dipelajari setelah bergabung di dunia broadcasting,” kata pria kelahiran Padang, 8 Juli 1992 itu.

Untuk saat ini pemilik tinggi badan 168 centimeter dan bobot 64 kilogram itu membawakan program OZ Double Plus setiap Kamis petang hingga malam. Kadang-kadang ia juga membawakan program You and Me yang jadwalnya tentatif dan disiarkan setiap jam sepuluh malam.

Berkecimpung di dunia broadcasting juga memberikan keuntungan baginya sebagai seorang duta wisata. Dengan menjadi seorang penyiar kemampuan public speakingnya pun semakin berkembang dan menjadi modal utama dalam menjalankan tugas-tugas sebagai tourist ambassador. Misalnya saat menjadi Liaison Officer di pertemuan IMT-GT (Indonesia Malaysia Thailand-Golden Triangle) di Banda Aceh pada pertengahan September lalu.

Tak jarang juga ia menjadikan profesinya itu untuk menyampaikan pesan-pesan dalam meningkatkan kesadaran budaya dan wisata. Apalagi radio tempatnya meniti karir juga menjalin kerjasama dengan pemerintah kota dalam program budaya dan wisata.

“Menjadi duta wisata dan penyiar saling memberi keuntungan satu sama lain,” kata sarjana lulusan Marketing Bisnis Victoria University Sunway Campus, Malaysia ini.

Latar belakang pendidikannya juga berkontribusi banyak dalam menunjang aktivitasnya. Marketing is satisfiying needs and wants, begitu Doni berpendapat. “Kita melihat apa kebutuhan wisatawan dan apa potensi yang dimiliki Banda Aceh, sehingga kita berusaha mempertemukan keduanya,” kata alumni SMA Labschool Unsyiah ini.

Sebagai seorang duta wisata, Doni pun memiliki tempat wisata favorit sendiri. Ia sangat menyukai Museum Aceh karena memang sangat tertarik dengan yang berbau sejarah dan suka melihat benda-benda peninggalan sejarah. Ketika melihat benda-benda itu ia seakan-akan sedang terbawa ke masa lalu. Seolah terbayang seperti apa peradaban Aceh di masa lalu. Selain itu ia juga menyukai pantai, dan memfavoritkan Ulee Lheue untuk melihat matahari terbenam.

Waktu kecil cita-citanya ingin menjadi pilot. Alasannya sederhana, bisa keliling dunia tanpa dibayar dan justru malah dibayar. “Bibit-bibitnya sudah terlihat sejak kecil, suka banget ngeliat budaya yang berbeda-beda. Minta dibelikan atlas, globe dan poster-poster yang gambarnya pakaian adat, senjata khas daerah dan rumah adat. Dan minta dibelikan buku-buku kumpulan lagu-lagu daerah,” kata penyuka mie Aceh ini.

Namun ketertarikannya untuk mulai mencari tahu dan mendalami pariwisata tumbuh sejak SMA. Waktu itu pemerintah baru saja mencanangkan Visit Indonesia Year 2008. Saat masih kuliah di Malaysia Doni juga pernah menjadi tutor bahasa Inggris untuk para TKI di Kuala Lumpur.[]

Editor: Ihan Nurdin

Ikuti Topic Terhangat Saat Ini:

Terbaru >>

Berita Terbaru Selengkapnya

You Might Missed It >>

Ingin Jadi Duta Wisata Banda Aceh?…

Hai Agam Inong, Ini Syarat Jadi…

Siap-siap! Pemilihan Agam Inong Banda Aceh…

Doni Wijaya; Penyiar Tampan yang Juga…

Harapan Agam Fadlan Pada Duta Wisata…

HEADLINE

[WAWANCARA] Iskandar Usman: Pusat Jangan Khianati Aceh

AUTHOR