PIMPINAN Dayah Mahyal Ulum yang juga Ketua Nahdlatul Ummat (NU) Aceh, Tengku H Faisal Ali menilai suatu hal yang berhubungan dengan kemakmuran masjid tidak perlu izin hingga ke Pemerintah Aceh. Lem Faisal, sapaan akrab Tengku H Faisal Ali, menyampaikan hal tersebut menyikapi larangan pengajian ulama dayah di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pada Jumat 19 Desember 2014 lalu.
"Soal kemakmuran di Masjid Raya cukup di pengurus masjid, jadi tidak perlu sampai Gubernur Aceh," kata Lem Faisal kepada ATJEHPOST.co, Rabu, 24 Desember 2014.
Ia menilai insiden larangan pengajian di Masjid Raya pada Jumat lalu karena izin belum keluar, seharusnya tidak terjadi. "Nyoe tujuan memakmurkan masjid, keu peu izin. Singoh-ngoh yang gura sembahyang pih payah pake izin karena mee jamaah. Nyang hanjeut, dipakat grop-grop lam meusjid. Nyan baro geularang (Kalau tujuan memakmurkan masjid untuk apa izin. Anehnya nanti shalat berjamaah pun harus pake izin. Yang tidak bisa itu, membuat hura-hura di masjid. Itu baru dilarang," katanya.
Ia meminta Pemerintah Aceh membuat pengumuman jika telah menerapkan aturan perizinan penggunaan Masjid Raya Baiturrahman untuk kegiatan-kegiatan keagamaan. "Nyoe kana pengumuman harus peuget surat izin, nyan baroe jeut peuget syarat-syarat. Nyan ka sama lagee ta peu nikah ureung di masjid. Na syarat-syarat yang harus dilakukan termasuk harus jok peng keu masjid. Nyoe beut pih dipeuget syarat meunan, kamoe siap meu bayeu," ujarnya.[]
Editor: Boy Nashruddin Agus