Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kemarin membela penghancuran dilakukan mereka terhadap beberapa masjid di Kota Mosul, Irak, dengan alasan penggunaan masjid-masjid itu, yang dibangun di atas kuburan, dinilai sebagai bentuk penyembahan berhala.
"Pembongkaran struktur masjid didirikan di atas kuburan adalah masalah besar dalam agama," kata kelompok jihad itu dalam sebuah pernyataan diunggah di salah satu situs utama mereka, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Rabu (30/7).
"Pendahulu kami yang saleh telah melakukannya. Tidak ada perdebatan terkait legitimasi dalam menghancurkan atau menghilangkan kuburan dan kuli-kuil itu," tegas ISIS.
ISIS mengutip pembongkaran dilakukan Muhammad bin Abdul Wahhab, pendiri gerakan Wahabi yang diikuti oleh para jihadis, terhadap sebuah kubah didirikan di atas makam Zaid ibn al-Khattab.
Konon kematian heroik Khattab di medan perang membuatnya mendapatkan penghargaan, di mana Abdul Wahhab berpendapat itu sama artinya dengan kemusyrikan.
ISIS, yang mengumumkan restorasi kekhalifahan pada bulan lalu dengan menyatakan kedaulatannya atas tanah yang telah dikuasai di Suriah dan Irak, telah menghancurkan beberapa situs keagamaan yang paling menonjol di Mosul.
Beberapa situs keagamaan yang dihancurkan ISIS termasuk kuil Nabi Yunus (Makam Nabi Yunus) dan sebuah kuil untuk Nabi Seth, yang dihormati dalam Yahudi, Kristen dan Islam, yang merupakan anak ketiga Adam dan Hawa.
Para jihadis yang menjadi penguasa baru Mosul juga mengancam akan meledakkan bangunan, yang disebut Hadba, sebuah menara miring yang dibangun pada abad ke-12 dan salah satu simbol paling dikenal di Irak.
ISIS bersikeras bahwa semua sekolah hukum Islam sepakat bahwa menggunakan kuburan sebagai masjid tidak Islami karena itu dianggap sebagai penyembahan berhala.
Namun, banyak ulama Islam, termasuk kelompok garis keras, sangat tidak setuju dengan tindakan mereka.
Harith al-Dhari, seorang ulama Sunni tinggal di pengasingan di Yordania dan duduk dalam Komite Ulama Muslim Irak, telah mengutuk penghancuran itu.
"Komite ingin menggarisbawahi kerugian besar bagi rakyat Mosul, yang melihat masjid diberkati ini sebagai simbol kota, bagian dari budaya dan sejarah," kata Dhari, yang sudah lama dianggap bersimpati kepada Islam di Irak.[] sumber: merdeka.com
Editor: Boy Nashruddin Agus