MASYARAKAT yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Teunom di Kecamatan Pasie Raya dan Kecamatan Teunom, Kabupaten Aceh Jaya, sejak beberapa hari terakhir resah, Pasalnya, beberapa orang warga tumbang setelah mengonsumsi ikan kerling yang mereka temukan mengapung di aliran sungai.
Kasus ini berawal pada Kamis 31 Juli 2014 atau pada hari keempat Idul Fitri. Langsung saja merebak dugaan kalau aliran Krueng Teunom yang hulunya di Tangse dan Geumpang sudah tercemar atau beracun. Dalam perkiraan masyarakat, wajar ikan mati dan selanjutnya ikan yang sudah terkontaminasi racun itu dikonsumsi oleh masyarakat.
Menurut laporan yang diterima Serambi, setidaknya dalam dua hari terakhir ada tiga warga Desa Sarah Raya, Kecamatan Pasie Raya harus dilarikan ke puskesmas karena lemas, mual, dan pening setelah mengonsumsi ikan kerling yang mereka ambil dari sungai.
Camat Pasie Raya, Abdul Azis membenarkan, pada hari Kamis (31/7) ada tiga warga yang harus dirawat di Puskesmas Pasie Raya setelah mengonsumsi ikan kerling yang ditemukan di sungai, namun pada hari itu juga mereka diizinkan pulang setelah mendapatkan penanganan mendis.
Menurut Camat Pasie Raya, pihaknya telah mengumumkan kepada masyarakat agar untuk sementara ini tidak mengomsumsi air dan ikan dari Krueng Teunom. “Sangat berbahaya karena ada dugaan beracun. Bukan ikan kerling saja yang mati, tetapi hampir semua jenis ikan bernasib sama,” kata Azis.
Ketiga warga yang mengalami gangguan kesehatan, seperti mual, pening, muntah-muntah, bahkan ada yang mencret setelah mengonsumsi ikan dari Krueng Teunom masing-masing Heri Kusendang (22), Muji Budiman (24), dan Ramli (35). Ketiganya warga Desa Sarah Raya. Mereka mendapatkan ikan di sungai tersebut pada hari Kamis (31/7) sekitar pukul 01.00 dini hari.
Ikan kerling berlompatan ke darat atau mengapung di pinggir sungai. Warga dengan mudah menangkap ikan yang terkenal istimewa karena kelezatannya itu. “Ikan tersebut mereka panggang atau digulai. Tak lama kemudian warga mulai merasakan gangguan kesehatan. Sebagian ada yang pusing, muntah, sakit perut, mencret, dan ada pula yang penglihatan berkunang-kunang,” ungkap Camat Pasie Raya.
Meski korban sudah berjatuhan dan masyarakat semakin resah, namun hingga tadi malam belum ada pernyataan dari pemerintah tentang penyebab matinya ikan di Krueng Teunom dan bagaimana seharusnya masyarakat bersikap menghadapi kondisi itu.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, Raihanah kepada Serambi, Jumat (1/8) mengatakan pihaknya sudah menurunkan tim untuk meneliti penyebab kematian ikan di Krueng Peutoe, Aceh Utara dan Krueng Meriam di Tangse. Sedangkan untuk kasus di Krueng Teunom, menurut Raihanah, belum dapat laporan.
Warning agar masyarakat berhati-hati dan untuk sementara tidak mengonsumsi ikan dari Krueng Teunom disampaikan Kapolres Aceh Jaya, AKBP Abdul Azas Siagian melalui Kapolsek Teunom, Ipda Iswandi. Polisi menduga ikan-ikan tersebut sudah terkontaminasi kandungan tertentu yang berbahaya bagi manusia.
“Kita ingatkan agar untuk sementara tidak mengonsumsi ikan dari Krueng Teunom sampai adanya penelitian lebih lanjut,” imbau Kapolres Aceh Jaya.[] sumber: serambi indonesia
Editor: Boy Nashruddin Agus