Akibat banjir yang terjadi sejak dua pekan terakhir, sebanyak 5.861 hektare (ha) tanaman padi di wilayah Provinsi Aceh, puso. Tanaman pangan milik petani yang terendam dan terhempas arus banjir itu berumur 10 hari hingga 80 hari.
Data diperoleh Media Indonesia dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Aceh, Jumat (2/1/2015) menyebutkan kerusakan tanaman padi sawah hingga gagal panen itu tersebar di 5 kabupaten/kota yakni Kabupaten Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen, Aceh Besar, dan Kota Lhok Seumawe.
Paling parah di Kabupaten Aceh Timur, sebanyak 2.163 ha tanaman padi hancur dan rusak diterjang banjir. Karena itu, 2.163 ha tanaman padi berumur 10-65 hari tersebut puso atau gagal panen.
Sedangkan yang sempat terendam dan masih selamat seluas 9.822 ha. Itu tersebar di 21 kecamatan di Aceh Timur.
Adapun di Aceh Utara, jumlah puso mencapai 1.860 ha, dari 5.199 ha yang sempat terendam atau diterjang air bah saat banjir dua pekan terakhir.
Yang sempat terkena rendaman dan puso di Aceh Utara meliputi 17 kecamatan. Paling luas puso di Aceh Utara adalah di Kecamatan Pirak Timu yakni mencapai 350 ha. Kemudian disusul Kecamatan Meurah Mulia mencapai 320 ha.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Aceh Lukman Yusuf mengatakan pihaknya telah meminta pihak terkait di kabupaten/kota yang mengalami puso supaya segera mengajukan permohonan atau proposal permintaan bantuan benih.
Berdasarkan permohonan tersebut, kata Lukman, baru diajukan ke Kementerian Pertanian.
Lukman mengaku aktif memantau setiap perkembangan di seluruh Aceh terutama terkait dengan bencana banjir yang masih menghantui wilayah itu.
"Saya tegaskan kepada jajaran Dinas Pertanian, jangan berpangku tangan melihat musibah petani. tapi kerjakan apa yang bisa membantu dan menyelamatkan tanaman mereka. Setidaknya memulihkan kembali supaya mereka cepat bangkit," ujar Lukman. | Sumber: Metrotvnews.com