Hujan deras yang terus mengguyur sejak beberapa hari terakhir membuat kawasan pusat kota Lhokseumawe tenggelam, Rabu, 24 Desember 2014. Hampir semua ruas jalan berubah menjadi sungai dan di lokasi tertentu ketinggian air hampir satu meter. Hanya Jalan Merdeka yang bisa dilintasi kenderaan.
Kondisi tersebut melumpuhkan kota Lhokseumawe. Semua sekolah dan sebagian besar kantor pemerintah terpaksa libur. Pasar Inpres yang biasa sesak pembeli kini terlihat sepi.
Pantauan ATJEHPOST.co, banjir paling parah antara lain tampak di Jalan Darussalam. Sepanjang jalan itu dari Simpang Empat hingga Simpang Depo Pertamina berubah menjadi sungai. Beberapa mobil, becak mesin, dan sepeda motor yang nekad mengarungi arus banjir di jalan itu sempat mogok.
Kondisi sama di Jalan Listrik dan Jalan Samudera. Bahkan, semua jalan yang menghubungkan Jalan Listrik-Jalan Darussalam-Jalan Samudera berubah menjadi anak sungai.
“Lhokseumawe memang sering banjir tiap musim hujan, tapi kali ini sangat parah. Rumah saya yang tidak pernah masuk air, kali ini sejak dinihari tadi sudah banjir,” ujar Sugito, warga yang rumahnya di salah satu gang di Jalan Darussalam.
Hampir semua rumah warga di Jalan Darussalam, Jalan Listrik, dan Jalan Darussalam terendam banjir. Beruntung Jalan Merdeka yang menghubungkan Jalan Banda Aceh-Medan dengan kawasan pusat kota Lhokseumawe masih bisa dilintasi kenderaan. Namun rumah-rumah warga di lintasan itu yang rata-rata permukaannya lebih rendah dari badan jalan, ikut terendam.
Tidak hanya di kawasan pusat kota, banjir turut mengepung sebagian besar gampong di Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe. Akses Jalan Buloh Blang Ara terputus di beberapa lokasi di Gampong Paya Peunteut, Muara Dua, lantaran ketinggian air hampir satu meter.
Markas Kavaleri Kompi Serbu-112 dekat Simpang Buloh, Cunda, Lhokseumawe, juga terapung dalam banjir. Halaman markas TNI yang lumayan luas itu berubah menjadi seperti waduk.[]
Editor: Ihan Nurdin