KETUA Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Aceh Utara Hidayat Thaib membenarkan dirinya merupakan adik kandung Bupati Muhammad Thaib alias Cek Mad. Namun, ia berjanji akan mengikuti semua prosedur dan etika yang berlaku agar tidak terjadi nepotisme antara dirinya dengan Bupati Aceh Utara.
“He he he … Kebetulan saja (adik kandung bupati), tapi keberadaan saya sebagai pengusaha dan kontraktor sudah jauh-jauh hari sebelum Cek Mad menjadi bupati,” kata Hidayat saat dihubungi ATJEHPOST.co lewat telpon seluler, Selasa, 13 Januari 2015.
Saat dihubungi, Hidayat mengaku tengah mengikuti Musyawarah Nasional (Munas) HIPMI di Bandung. Mulanya, ia minta bertemu ATJEHPOST.co di warung kopi di Lhokseumawe setelah nantinya dirinya pulang dari Bandung. “Saya orang warung kopi, tiap hari bisa sampai lima warung kopi,” ujarnya. “Nye hana lon duek bak warong kupi sang han pah, karna tanyoe ureung pergaulan ngon bandum kalangan”.
Hidayat menyebut sebelum Cek Mad menjadi Bupati Aceh Utara ia sudah aktif di berbagai organisasi. “Saya aktif di Kadin, HIPMI, dan asosiasi pengusaha lainnya. Saya juga aktif dalam salah satu organisasi di Medan. Saya memang kontraktor dan pengusaha. Usaha dagang pun ada di Medan,” katanya.
“(Soal) proyek tidak terlalu dipaksanakan. Kita jaga prosedur dan etika, jangan semata-mata adik bupati bisa seenaknya. Contoh jih, jak u dinas-dinas lake proyek, nye han dibi sipak meja-meja, nyan hana. Selama nyoe hantom lon jak bak dinas-dinas lake proyek (contohnya, datang ke dinas-dinas minta proyek, jika tidak diberikan tendang meja, itu tidak ada. Selama ini saya tidak pernah ke dinas-dinas minta proyek),” ujar Hidayat dalam bahasa Indonesia bercampur bahasa Aceh.
Ia menyilakan pihak-pihak terkait mengawasi kinerja dirinya sebagai Ketua HIPMI Aceh Utara maupun selaku pengusaha atau kontraktor. “Jika ada yang melenceng silahkan dicek. Jadi intinya saya ikut prosedur dan etika, bek meusipak keunue gop, bek teupeh gop. Jika kita tidak jaga etika, orang lain tidak akan percaya pada kita. Jika dipercaya saya kerja, jika tidak ya tidak. Itu intinya,” kata Hidayat.[]
Editor: Ihan Nurdin