Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim sekaligus Ketua Delegasi Republik Indonesia, Rachmat Witoelar menyatakan Amerika Serikat dan Cina bertarung keras dalam Konferensi Perubahan Iklim yang berlangsung di Lima, Peru pada 1-13 Desember 2014.
Amerika Serikat berpandangan Cina adalah negara kaya yang wajib menyisihkan duit untuk mengatasi dampak perubahan iklim. Sedangkan, Cina mendesak Amerika Serikat sebagai negara yang industri yang paling bertanggung jawab terhadap dampak perubahan iklim. "Amerika Serikat ngotot negara seperti Cina juga harus berkontribusi sama soal pendanaan,"kata Rachmat.
Menurut dia, Indonesia bersama Cina mendesak Amerika Serikat untuk memenuhi janji mereka membayar hutang atas industri besar-besaran yang mereka hasilkan sehingga menyebabkan emisi gas karbon dioksida.
Setidaknya sebanyak 120 negara berkembang juga melakukan aksi untuk membikin malu Amerika Serikat. "Kami kumpulkan dana untuk bikin malu Amerika Serikat sebagai negara kaya," kata dia.
Rachmat mengatakan negara-negara berkembang akan memboikot Amerika Serikat jika tak mau menerima permintaan negara berkembang. Sabtu, 13 Desember 2014 waktu Lima, atau Ahad 14 Desember 2014 waktu Jakarta, agenda konferensi UNFCCC adalah pertemuan informal Ad Hoc Working Group on the Durban Platform for Enhanced Action (ADP). Ini sekaligus menutup konferensi. | sumber : tempo
Editor: Ihan Nurdin