Mimpi hanyalah bunga tidur, bisa tidak berarti sama sekali. Namun ada kalanya, masalah sehari-hari muncul begitu saja dalam mimpi dan seolah menemukan solusi di alam khayal tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi?
Pakar tidur dari RS Mitra Kemayoran, dr Andreas Prasadja mengatakan bahwa tidur adalah cara efektif untuk beristirahat. Istirahat yang baik akan meningkatkan kerja memori otak, sehingga memacu pikiran kreatif dan bahkan dapat 'menyelesaikan' berbagai persoalan.
Saat tidur, ada beberapa tahapan yang bekerja secara 'naik-turun'. Dimulai dari fase N1 atau tidur ringan, fase N2 atau tidur sedang, fase N3 atau tidur dalam, lalu fase REM (Rapid Eye Movement).
"Nah di saat REM inilah kita bermimpi, dan biasanya manusia bermimpi 4-6 kali di setiap tidur malam mereka. Tapi, tidak semua orang dapat mengingat mimpi mereka," ujarnya ketika dihubungi detikHealth, seperti ditulis Minggu (4/1/2015).
Ketika manusia memasuki tahapan tidur REM, tubuh berhenti melepaskan neurotransmitter yang bertanggung jawab untuk menstimulasi saraf motorik. Ini berarti bahwa otot-otot tubuh Anda akan berhenti bergerak dan lebih rileks. Tidur REM juga bertanggung jawab pada stimulasi saraf yang berguna memperkuat koneksi saraf. Pada saat itulah, fungsi memori otak bekerja.
"Itulah yang membuat masalah Anda sering terbawa mimpi," ujar dokter yang akrab disapa dr Ade ini.
Kuncinya, menurut dr Ade ada pada fase REM. Pada fase tersebut, fungsi otak meningkat dan akan menurun lagi ketika melewati fase REM. Tidak jarang, fungsi otak yang meningkat dalam tidur membuat beberapa orang menemukan pemecahan atas masalah sehari-hari saat sedang bermimpi.
"Karena saat tidur otak berpikir dengan jernih, maka akan lebih mudah bagi otak untuk menyelesaikan masalah lewat mimpi. Lagi pula ketika kualitas tidur malam kita baik, begitu bangun kita akan memiliki pikiran yang lebih jernih sehingga akan lebih mudah untuk menyelesaikan masalah," pungkas dr Ade. | sumber : detik