WALIKOTA Banda Aceh Illiza Saadudin Djamal hari ini Rabu, 31 Desember 2014, merayakan hari ulang tahunnya ke-41.
Dalam sebuah foto yang beredar di Blackberry Messenger, Illiza terlihat sedang mengambil makanan. Sebuah kue ulang tahun tersaji di atas meja.
Tidak diketahui persis di mana lokasinya. Namun dari background di foto yang berwarna hijau terlihat seperti kantor partai Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Illiza adalah Ketua PPP Banda Aceh.
Illiza Saadudin menjadi kontroversi lewat kebijakannya yang melarang warga Kota Banda Aceh merayakan tahun baru dalam segala bentuk, termasuk melarang zikir, yasinan dan kegiatan tausiah lainnya pada malam tahun baru.
Alasannya, menyambut pergantian tahun bukan bagian dari budaya Aceh dan jauh dari nilai-nilai Islami.
Ketika hari ini Illiza merayakan ulang tahun, muncul pertanyaan, apakah merayakan ulang tahun merupakan budaya Aceh dan berasal dari syariat Islam?
Walikota Illiza, ternyata menggunakan penanggalan tahun Masehi untuk perayaan ulang tahunnya, bukan penanggalan berdasarkan kalender Islam atau kalender Hijriyah.
Laman Wikipedia menyebutkan, seperti perayaan menyambut tahun baru, perayaan hari ulang tahun juga berasal dari bangsa Romawi Kuno. Ketika itu, mereka menyambut ulang tahun dengan antusias lewat pesta.
Kebiasaan menyambut ulang tahun ini juga diperingati oleh Yahudi. Dalam kitab Ibrani, seperti dilansir Wikipedia, satu-satunya perayaan untuk memperingati hari kelahiran seseorang adalah mengenai ulang tahun Firaun Mesir. Oleh Rabbi Yahudi Moshe Feinstein, mendorong orang untuk lebih banyak merayakan ulang tahun dengan berkumpul bersama kerabat, dan membuat resolusi positif melalui kegiatan keagamaan. Sementara Rabbi Yahudi yang lain, Yissocher Frand, menganggap ulang tahun kelahiran seseorang merupakan hari khusus karena doa pada hari itu dapat terkabulkan.
Kebisaan merayakan ulang tahun ini ditolak oleh Origen, seorang cendikiawan Kristen abad ketiga. Origen meminta umat Kristiani pada masanya menahan diri dari merayakan ulang tahun dan harus memandangnya dengan jijik. Namun kaum bangsawan Kristen pada abad pertengahan merayakan hari ulang tahun kelahiran mereka.
Sementara dalam Islam, beberapa ulama mengganggap merayakan ulang tahun adalah perbuatan dosa. Sedangkan sebagian ulama lain membolehkannya.
Dikonfirmasi ATJEHPOST.CO melalui telepon selular, Illiza tidak menjawab panggilan telepon. Ketika dikirimi pesan singkat, Illiza membalasnya,"Saya cuma syukuran biasa, tidak ada acara mewah, milad saya kali ini ya acara syukuran biasa saja."
Illiza tidak menjawab di mana acara peringatan ulang tahun itu digelar. []
Update:
Soal Perayaan Ultah, Ini Jawaban Illiza
Putra Illiza: Happy Birthday Ma
Baca juga:
Aceh dan Hantu Malam Tahun Baru