SUDAH dua hari ini Kepala Inspektorat Aceh Syahrul Badruddin sulit ditemui di kantornya. Wartawan ATJEHPOST.CO yang hendak menemuinya sejak kemarin berkali-kali bolak-balik ke kantornya, tak berhasil menemuinya.
Inspektorat Aceh menjadi kunci untuk membuka tabir mengapa Lembaga Dirgantara Aceh (LDA) tak kunjung mempertanggungjawabkan dana hibah 2013 sebesar Rp15,3 miliar. Padahal, hasil audit telah sampai ke tangan Ketua LDA Marsda (Purn) Teuku Syahril. (Baca: Sikapi Temuan Inspektorat Aceh, LDA Gelar Rapat Dadakan)
Pada 19 Agustus kemarin, tiga kali ATJEHPOST.CO bolak balik ke kantornya. Namun, petugas keamanan yang berjaga di pintu masuk mengatakan Syahrul sudah keluar kantor sejak pagi. Saat dihubungi lagi sore harinya, petugas yang sama mengatakan Syahrul tidak bisa ditemui.
Hari ini, 20 Agustus 2014, ATJEHPOST.CO kembali mendatangi kantor Inspektorat Aceh di Jalan Gurami, Lamprit, Banda Aceh, pukul 10.25 WIB. Seorang petugas keamanan kembali menyambut di pintu masuk.
Ditanya keberadaan Syahrul, petugas itu menjawab,"bapak lagi tidak di kantor bang, lagi ada rapat di DPR Aceh.”
Bergegas, wartawan media ini memburunya ke kantor DPR Aceh di Jalan Daud Beureueh, sekitar 3 kilometer dari kantor Inspektorat.
Tiba di ruang sidang DPR Aceh, tidak ada tanda-tanda rapat sedang berlangsung. Dari Media Center DPR Aceh diperoleh informasi rapatnya sudah selesai.
Walhasil, wartawan media ini kembali ke kantor Inspektorat Aceh. Sampai di sana, petugas keamanan yang sama mengatakan,"omak dek, ni bapak mugkin balik jam 14.30, sekarang bapak belum masuk kantor” jawabnya.
Tepat pada jam yang disebutkan, reporter media ini kembali ke Inspektorat. Namun, jawaban yang diperoleh lagi-lagi menyebutkan Kepala Inspektorat Aceh belum masuk kantor.
Sebelumnya, para anggota DPR Aceh juga memilih bungkam ketika ditanya seputar dugaan korupsi dana hibah di Lembaga Dirgantara Aceh (Baca: Mengapa Anggota DPRA Bungkam Soal Lembaga Dirgantara Aceh?) []
Laporan: Zulkarnaini Syehjoel
Editor: Yuswardi A. Suud